Kamis 22 Sep 2022 23:56 WIB

Merasa tak Butuh Bantuan, Bagnaia Tolak Team Order Ducati

Francesco Bagnaia ingin juara di MotoGP dengan upayanya sendiri tanpa team order.

Francesco Bagnaia dari Italia dan Tim Ducati Lenovo.
Foto: EPA-EFE/DANILO DI GIOVANNI
Francesco Bagnaia dari Italia dan Tim Ducati Lenovo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Francesco Bagnaia tak menginginkan Ducati menerapkan team order untuk membantunya dalam perburuan gelar juara dunia MotoGP yang menyisakan lima balapan lagi. Bagnaia kehilangan lima poin berharga saat ia dikalahkan Enea Bastianini di Grand Prix Aragon pekan lalu, meskipun ia kini mendekatkan diri ke Fabio Quartararo yang memegang puncak klasemen pembalap dengan margin 10 poin.

Dengan lima balapan hingga akhir musim dan 17 poin memisahkan tiga pembalap teratas di klasemen, setiap poin akan sangat berharga bagi sang pembalap Ducati.

Baca Juga

Praktik team order tak asing di dunia balap. Tim memprioritaskan salah satu pembalapnya di balapan, atau menginstruksikan salah satu mengalah dan mengizinkan rekan satu timnya menyalip demi posisi yang lebih menguntungkan. Biasanya dilakukan ketika salah satu pembalap tertinggal di balapan tertentu, tapi secara umum unggul di klasemen.

"Sejujurnya, saya tidak membutuhkan bantuan untuk berada di depan. Saya lebih memilih menang di trek dan bukan karena seseorang membiarkan saya lewat. Saya bukan bagian dari keputusan ini. Saya telah mengutarakan keinginan saya, yaitu biarkan saya melakukan apa yang ingin saya lakukan," kata Bagnaia di sesi jumpa pers jelang GP Jepang di Motegi, Kamis (22/9/2022).

Ia menegaskan, apabila timnya melakukan sesuatu yang berbeda, itu bukan tanggung jawabnya. Bagnaia berjanji akan membalap dan mencoba berada di depan berusaha meraih kemenangan seperti yang dilakukannya di Aragon dan Misano.

Bagnaia baru satu kali tampil di Motegi sebagai rookie pada 2019 sebelum balapan di Jepang itu absen dua tahun dari kalender MotoGP karena pandemi Covid-19. Motegi disebut cocok dengan karakteristik mesin GP-22 karena memiliki zona pengereman keras, yang sesuai dengan gaya membalap Bagnaia.

"Ini salah satu trek favorit saya dan yang terbaik. Pastinya kondisi dan situasinya sama sekali berbeda dari 2019 ketika saya sebagai rookie dan saya kesulitan dengan motor saya. Jadi tahun ini bisa baik, saya sangat suka layoutnya dan itu sangat cocok dengan motor kami. Saya sangat menyukai pengereman jadi dengan rem ini kami bisa kompetitif," kata dia.

Sementara itu, Quartararo tiba di Motegi dengan luka di bagian dadanya imbas kecelakaan dengan motor Marc Marquez di Aragon. Pembalap Yamaha akan berupaya menemukan kebugarannya untuk merebut poin berharga di Jepang.

"Ini hanya lecet-lecet, jadi akan sedikit sakit tapi saya rasa di atas motor ini tidak akan jadi masalah besar," kata Quartararo. "Hanya 17 poin memisahkan tiga teratas yang berarti kami akan mendorong sekuat tenaga dan pada akhirnya saya rasa itu baik," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement