REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kegemilangan Pantai Gading merengkuh titel Piala Afrika 2015 rasanya masih menjadi salah satu pencapaian terbesar Serge Aurier selama kariernya di atas lapangan hijau. Gelaran itu sekaligus menjadi penanda buat Aurier menemukan titik balik dalam kehidupan personalnya.
Hanya berselang beberapa pekan setelah mengantarkan Pantai Gading menjadi tim terbaik di Afrika, Aurier mengubah keyakinannya dan memeluk agama Islam. Hal ini diungkapkan bek kanan berusia 29 tahun itu saat berbincang dengan rekannya di timnas Pantai Gading, Boubacar Barry, di sebuah platform media sosial, setahun lalu.
Pilihan Aurier memeluk agama Islam bukan tanpa pertimbangan, apalagi mendapatkan pengaruh dari orang lain. Pencarian mantan bek kanan Paris Saint-Germain (PSG) itu untuk mencari makna dalam kehidupannya akhirnya berujung pada keputusan untuk mengucapkan dua kalimat syahadat dan memeluk Islam.
Baca juga : Satu Suntikan yang Menyelamatkan Masa Depan
''Anda tidak bisa mengikuti seseorang hanya karena dia melakukan shalat setiap hari. Ini kesalahan yang kerap dilakukan mualaf. Saya mencari tahu dan membutuhkan waktu untuk mengenal agama ini. Saya harus benar-benar tahu apa yang saya inginkan. Sejak saat itu, saya merasa jauh lebih bahagia dan lebih bermakna dalam menjalani hidup,'' ujar Aurier seperti dikutip Oumma, belum lama ini.
Tak hanya soal kebahagiaan, Aurier yang kini dipercaya menjadi kapten timnas Pantai Gading, mengakui jauh lebih tenang, lebih dewasa, dan tidak gegabah dalam mengambil keputusan dalam kehidupan, tidak terkecuali di karier sepak bola. Pun dengan pikiran positif untuk bisa membantu sesama.
''Hari ini, saya lebih tenang, matang, dan bisa berpikir lebih jernih. Saya berusaha untuk menyelesaikan proyek yang ada, membantu sesama, dan terus berpikiran positif. Memeluk Islam menjadi salah satu hal terbaik yang ada di dalam hidup saya,'' kata Aurier.
Kepedulian dan rasa empati terhadap sesama ini yang terlihat saat Aurier mencoba menenangkan Andre Gomes usai mengalami cedera parah pada 2019 silam. Aurier melihat dengan kepala sendiri kaki Gomes yang patah di bagian engkel usai ditekel Son Heung-Min dalam laga Spurs kontra Everton tersebut.
Baca juga : Seskab: Istana Terima Berkas Pemecatan Ferdy Sambo
Sesaat setelah melihat insiden tersebut, Aurier terlihat berdoa dengan mengatupkan kedua tangan di depan dada. Seperti layaknya seorang Muslim, Aurier mengakhiri doa tersebut dengan mengusapkan kedua tangan ke arah wajah. Aurier pun sempat beberapa kali mengirimkan pesan kepada Gomes pascainsiden tersebut.
''Hari itu, dia yang mengalami insiden itu. Mungkin pada hari lain, saya atau pemain lain yang mengalami kejadian itu. Jadi, kami harus memberikan dukungan karena buat pesepak bola, hal itu adalah momen-momen sulit,'' ucap Aurier seperti dilansir Football London, beberapa waktu lalu.
Aurier membangun reputasi sebagai salah satu bek kanan papan atas Eropa saat mulai memperkuat PSG pada 2014. Performa impresif Aurier berlanjut dua musim berikutnya.
Dua trofi Ligue 1 Prancis, tiga trofi Coupe de la Ligue, dan tiga gelar juara Coupe de France, berhasil dipersembahkan Aurier buat PSG. Pada 2017, PSG rela melepas Aurier dengan banderol transfer mencapai 23 juta poundsterling ke Spurs.
Delapan tahun setelah menandatangani kontrak profesional pertama sebagai pesepak bola bersama Lens, Aurier akhirnya merumput di salah satu kompetisi paling ketat di lima liga top Eropa, Liga Primer Inggris. Selama empat musim memperkuat the Lilywhites, Aurier tercatat telah tampil 110 laga di semua ajang. Sayangnya, Aurier gagal mempersembahkan gelar bergengsi buat Spurs.
Prestasi terbaik Aurier adalah saat mengantarkan klub asal London Barat itu tampil di partai puncak Liga Champions musim 2018/2019. Memutuskan menyudahi kontrak dengan Spurs pada 2021 saat masih memiliki sisa kontrak selama setahun, Aurier mencoba peruntungan di La Liga Spanyol dan bergabung bersama Villarreal. Cedera mewarnai kiprah Aurier di the Yellow Submarine.
Baca juga : Mengapa Sering Terjadi Kecelakaan di Tol Cipali? Ini Penjelasan Pengelola
Ujungnya, Aurier hanya menjadi pelapis Juan Foyth di posisi bek kanan Villarreal. The Yellow Submarine pun memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak Aurier yang habis pada akhir musim lalu.
Tidak perlu waktu lama buat Aurier menemukan klub anyar. Salah satu klub promosi Liga Primer Inggris musim ini, Nottingham Forest, tertarik membawanya kembali ke Inggris. Aurier pun menjadi pemain terakhir yang didatangkan Forest pada jendela transfer musim panas kali ini dengan status free transfer. Pemain usia 29 tahun itu masih menunggu pengesahan visa dari Pemerintah Inggris untuk bisa merumput bersama Forest dan melakoni kesempatan kedua berkiprah di Liga Primer Inggris.