REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Iwan Budianto mengakui sulit menjalankan sepenuhnya aturan dari Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) termasuk pengamanan pertandingan sepak bola di stadion. Ia membandingkan ada banyak perbedaan antara stadion sepak bola di Eropa dan Indonesia.
Di Eropa, kata Iwan, setiap klub memiliki stadion dan pegawai keamanan sendiri. Sementara 18 klub Liga 1 Indonesia meminjam dari pemerintah daerah. Sehingga panitia pelaksana pertandingan meminta bantuan keamanan ke pihak kepolisian.
"Masing-masing akhirnya mempunyai aturan sendiri-sendiri dan itu menjadi hak masing-masing," kata Iwan dalam rapat evaluasi keamanan penyelenggaraan sepak bola di Gedung Kemenpora, Jakarta, Kamis (6/10/2022).
Namun Iwan mengaku ada harapan yang muncul untuk menata kembali aturan pertandingan setelah terjadinya tragedi Kanjuruhan. Ia berharap bisa segera mengawinkan aturan dari FIFA dengan aturan yang ada di Indonesia.
Wakil Komandan Korp Brimob Polri Irjen Setyoboedi Moempuni Harso mengatakan, evaluasi menyeluruh akan dilakukan setelah terjadinya tragedi Kanjuruhan. Polri akan membuat produk aturan keamanan yang akan memuat aturan dari FIFA dan PSSI.
Setyoboedi tak bisa memastikan kapan aturan baru pengamanan pertandingan sepak bola akan selesai. Namun ia memastikan akan segera dikebut agar bisa cepat dijalankan di lapangan. "Mudah-mudahan dengan selesainya aturan itu akan mempengaruhi pelaksaan liga," katanya berharap.
Setyoboedi menjelaskan, Polri sejatinya sudah mempunyai prosedur pengamanan pertandingan sepak bola. Namun, selama ini tak memuat aturan yang diatur oleh FIFA dan PSSI. Oleh karena itu saat ini akan disinkronkan untuk menghasilkan prosedur pengamanan yang baru.