Jumat 21 Oct 2022 22:15 WIB

Erick Thohir: Tragedi Kanjuruhan akan Tercatat Selama Kita Hidup, tak Bisa Dilupakan

Menurut Erick, Indonesia tak perlu malu belajar dari negara lain membenahi sepak bola

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Israr Itah
 Menteri BUMN Erick Thohir (kiri) mendampingi Presiden Induk Asosiasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Gianni Infantino  saat melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (18/10/2022). Dalam pertemuan tersebut Pemerintah Indonesia dan FIFA sepakat untuk melakukan transformasi menyeluruh sepak bola Indonesia serta memastikan semua aspek pertandingan berjalan sesuai dengan standar keamanan yang ditetapkan FIFA.
Foto: Istimewa
Menteri BUMN Erick Thohir (kiri) mendampingi Presiden Induk Asosiasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Gianni Infantino saat melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (18/10/2022). Dalam pertemuan tersebut Pemerintah Indonesia dan FIFA sepakat untuk melakukan transformasi menyeluruh sepak bola Indonesia serta memastikan semua aspek pertandingan berjalan sesuai dengan standar keamanan yang ditetapkan FIFA.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, Tragedi Kanjuruhan sudah seharusnya menjadi titik balik bagi sepak bola Indonesia yang lebih baik pada masa depan. Erick menyebut 134 korban meninggal akan menjadi sesuatu yang tidak akan pernah terlupakan dari sejarah sepak bola Indonesia dan dunia.

"Hari ini kita lagi berkabung, yang meninggal 130-an, bukan sesuatu yang kita hanya berkabung seminggu atau 40 hari terus selesai, tetapi tinta hitam itu akan tercatat selama kita hidup. Jadi tidak bisa dilupakan hanya karena ada kegiatan besar yang terjadi seperti ajang Piala Dunia," ujar Erick di Jakarta, Jumat (21/10/2022).

Baca Juga

Erick berharap ajang Piala Dunia tak sekadar menjadi tontonan, melainkan juga menjadi refleksi bagi sepak bola Indonesia ke depan. Erick mengatakan transformasi sepak bola Indonesia harus dilakukan secara menyeluruh, mulai dari federasi, aparat keamanan, dan juga suporter. 

Menurut Erick, Indonesia tak perlu malu belajar dari negara lain dalam membenahi kualitas sepak bola. Dia mencontohkan Jepang yang telah berkomitmen sejak lama dan konsisten dalam menerapkan peraturan untuk mendukung ekosistem sepak bola yang sehat.

"Artinya kita juga harus bisa. Tapi ini bukan kerja satu-dua tahun, ini kerja 20 tahun. Ketika Jepang ingin tim nasionalnya harus berbicara, dia sudah membangun dari 20 tahun yang lalu, tapi dimulai dari liganya yang sehat, dimulai dari tim juniornya. Nah, itu yang harus kita lakukan," kata Erick menambahkan.

Meskipun berstatus Menteri BUMN, Erick diminta Presiden Joko Widodo untuk membantu berkomunikasi dengan Presiden FIFA Gianni Infantino. Hasilnya, Indonesia tidak mendapatkan sanksi FIFA dan Infantino berkunjung ke Jakarta menemui Presiden dan PSSI. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement