Senin 24 Oct 2022 16:35 WIB

Dirut Persis Solo Coba Dorong KLB, PSSI: Itu Hak Klub

Itu hak dari klub dan PSSI menghormati setiap hak klub

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Muhammad Akbar
Jubir Tim Investigasi PSSI Ahmad Riyadh (kiri) didampingi Ketua Komite Disiplin (Komdis) PSSI Erwin Tobing (kanan) memberikan keterangan pers tentang hasil keputusan Komdis PSSI di Malang, Jawa Timur, Selasa (4/10/2022). Komdis PSSI menjatuhkan sejumlah hukuman dan denda uang kepada klub Arema FC dan sanksi terhadap Ketua Panitia Pelaksana (Panpel) serta koordinator keamanan (security officer) Arema FC terkait peristiwa di Stadion Kanjuruhan.
Foto: ANTARA/Irfan Anshori
Jubir Tim Investigasi PSSI Ahmad Riyadh (kiri) didampingi Ketua Komite Disiplin (Komdis) PSSI Erwin Tobing (kanan) memberikan keterangan pers tentang hasil keputusan Komdis PSSI di Malang, Jawa Timur, Selasa (4/10/2022). Komdis PSSI menjatuhkan sejumlah hukuman dan denda uang kepada klub Arema FC dan sanksi terhadap Ketua Panitia Pelaksana (Panpel) serta koordinator keamanan (security officer) Arema FC terkait peristiwa di Stadion Kanjuruhan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komite Eksekutif (Exco) Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSS), Ahmad Riyadh menanggapi kabar tentang usaha klub Liga 1 Persis Solo yang menginisiasi untuk mendorong Kongres Luar Biasa (KLB) digelar lebih cepat.

Menurut Riyadh itu adalah bagian dari hak klub dan pihaknya tidak keberatan jika ada yang meminta KLB dipercepat.

"Itu hak dari klub dan PSSI menghormati setiap hak klub," kata Riyadh melalui pesan singkat, Senin (24/10).

Desakan agar PSSI mundur dan menggelar KLB muncul setelah peristiwa di Stadion Kanjuruhan yang memakan ratusan korban meninggal dunia.

Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan juga telah merekomendasikan hal serupa kepada PSSI demi mendapatkan kepengurusan baru yang berintegritas, profesional, bertanggungjawab dan bebas dari konflik kepentingan.

Tapi Riyadh sebelumnya telah memastikan pihaknya takkan mundur atau mempercepat KLB. Menurutnya itu adalah hak anggota PSSI dan para voters, yang terdiri dari Asprov dan pemilik klub.

Dia memastikan jika anggota meminta KLB dilaksanakan, maka PSSI akan menggelarnya. Sejauh ini, kata Riyadh, belum ada satupun anggota yang meminta KLB digelar. Menurutnya PSSI akan menggelar KLB sesuai jadwal pada 2023.

Sementara itu, Direktur Utama Persis Solo Kaesang Pangarep dilaporkan tengah berupaya untuk mendorong percepatan KLB PSSI.

Putra Presiden RI Joko Widodo itu tengah menyiapkan surat-surat yang diperlukan. Hal ini sejalan dengan pernyataan Kaesang beberapa waktu lalu yang meminta diajari cara untuk meminta KLB.

"Pak ijin tolong ajarin kami untuk meminta KLB, Maaf, kami anak baru di dunia sepak bola, Apakah kami perlu kirim surat resmi menggunakan kop surat perusahaan ke PSSI," tulis Kaesang dalam cicitannya di Twitter.

"Tapi apa kami yang cuma 1 voter ini sudah cukup," tambahnya.

Menyadari bahwa satu klub tidak cukup untuk mendorong KLB dipercepat, Kaesang dikabarkan tengah menggalang dukungan dari para voters.

Hal itu terlihat dalam kunjungannya ke Kantor Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka yang ditemani oleh mantan Presiden Persebaya Azrul Ananda.

Mengenai kegiatan bosnya tersebut, Media Officer Persis Solo, Bryan Barcelona belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut. Dia mengatakan saat ini masih merancang pernyataan resmi klub dalam menanggapi situasi yang ada.

Namun, Bryan tidak bisa memastikan kapan pernyataan itu selesai dibuat. Dia memastikan akan segera memberikan pernyataan resmi klub dalam waktu dekat.

"Nanti akan ada rilis," kata Bryan dalam pesan singkat, Senin (24/10). "Kalau sudah selesai (dibikin), pasti di up," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement