REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Atlet Berkuda Indonesia, Euclia Purnama, harus mendengar kabar buruk dari gempa bumi yang melanda Cianjur, Jawa Barat, di tengah kebahagiaannya setelah merebut medali perak beregu dalam internasional Princess Cup 2022 di Thailand pekan lalu. Ia meraih medali bersama dua rekannya, Muhammad Akbar Kurniawan dan Kayla Alesha.
Bencana itu membuat perasaan atlet berusia 16 tahun itu campur aduk. Tak lama setelah mengalungi medali perak, Euclia menerima kabar mengenai gempa bumi yang terjadi di Cianjur, Jawa Barat. Saat itu juga ia berniat mempersembahkan medali perak yang diperolehnya untuk para korban bencana alam tersebut.
Itu adalah kejuaraan berkuda tingkat Asia yang diikuti atlet junior nasional mewakili delapan negara.
“Kami tim atlet junior berkuda Indonesia sedang bertanding di kejuaraan Asia di Thailand sewaktu gempa Cianjur terjadi," kata Euclia dalam keterangan yang diterima Republika.co.id, Ahad (27/11/2022). "Walau kami meraih medali perak untuk Indonesia, hati kami sedih mendengar berita banyaknya korban jiwa akibat bencana ini."
Duka dari korban gempa bumi Cianjur cukup terasa bagi Euclia. Pasalnya, salah seorang yang membantunya dalam berkuda turut menjadi korban dari musibah tersebut. "Makanya saya pun semakin tergerak lebih untuk musibah ini,” ujar Euclia.
Euclia kemudian bergerak cepat. Ia mencari informasi daerah mana yang membutuhkan bantuan. Ada beberapa barang yang disalurkan Euclia yakni makanan, makanan bayi, susu, handuk, selimut, matras, minuman, obat, vitamin, dan lainnya.
Semua bantuan tersebut diberikan Euclia ke Posko Bencana Gasol. Dari lubuk hati yang terdalam, Euclia berharap apa yang sudah disalurkan bisa menjadi pelipur lara.
"Saya amat prihatin atas banyaknya korban jiwa anak-anak sekolah. Semoga orang tua yang kehilangan anak-anaknya, bisa diberi penghiburan. Semoga bantuan pemerintah dan swasta bisa sampai ke tujuan segera," kata Euclia.
Aksi sosial sebetulnya lekat dalam kehidupan Euclia. Sebelum bencana gempa bumi Cianjur terjadi, Euclia kerap berbaur dengan pemulung di Bantar Gebang. Sikap untuk selalu membantu sesama didapat Euclia dari kedua orang tua dan saudaranya. Ia selalu percaya, kebahagiaan akan nyata bila itu dirasakan bersama.
"Saya beberapa kali ikut melayani di lokasi pemulung sampah Bantar Gebang dan korban banjir di seputaran Jabodetabek. Saya melihat semangat hidup yang luar biasa walau mereka hidup dalam situasi yang susah. Anak-anak, terutama, tetap berusaha ceria. Hati yang ceria adalah pelipur lara yang ampuh," tegas Euclia.