REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pelatih Persikabo 1973 Djadjang Nurdjaman alias Djanur mengapresiasi perjuangan anak asuhnya ketika ditekuk Arema FC 0-1 pada pekan ke-14 Liga 1 Indonesia di Stadion Manahan, Solo, Rabu (14/12) sore.
Menurut Djanur, kedua tim bermain dengan baik pada pertandingan ini, namun Persikabo 1973 pada akhirnya gagal menorehkan kemenangan setelah pada tiga pertandingan terakhir gagal mengemas poin penuh.
Tercatat semenjak memasuki sistem bubble, Persikabo sama sekali belum mencicipi kemenangan dengan takluk 0-1 dari PSM Makassar, bermain imbang 1-1 kontra Rans Nusantara FC dan yang terbaru dikalahkan Arema FC.
"Kembali sore ini kami Persikabo menelan kekalahan yang kedua, dari tiga pertandingan kami baru meraih satu poin, tapi ini hasil yang tidak diinginkan dan diharapkan," ujar Djanur, dikutip dari rilis yang diterima, Rabu.
"Namun dalam pertandingan hari ini, boleh dikatakan kedua tim bermain cukup bagus, berimbang dan saya tidak terlalu kecewa dari penampilan anak-anak karena mereka sudah mengeluarkan semua kemampuannya dan ingin memenangkan pertandingan," sambungnya.
Selain itu, Djanur menilai adanya perkembangan positif yang ditampilkan oleh Arema FC selama sistem bubble ini, lebih baik dibanding sebelum terjadinya tragedi Kanjuruhan.
"Selamat untuk Arema, dalam sistem bubble di yang dipusatkan di Jawa Tengah-Yogya ini, terlihat sekali tiga pertandingan beruntun mereka menang, ada kemajuan dibandingkan sebelum ada tragedi," pungkas Djanur.
Pada pertandingan ini Persikabo 1973 harus mengakui keunggulan Arema FC akibat gol bunuh diri yang dicetak oleh Yandi Sofyan Munawar pada menit ke-31.
Akibat kekalahan ini, Persikabo 1973 harus puas turun ke peringkat 9 klasemen sementara Liga 1 Indonesia dengan torehan 20 poin dari 14 pertandingan.