REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Federasi Sepakbola Prancis (FFF) mengecam rasisme di media sosial yang ditujukan kepada Kingsley Coman dan Aurelien Tchouameni usai keduanya gagal mencetak gol di babak adu penalti pada final Piala Dunia 2022 Qatar melawan Argentina. FFF berencana menuntut secara hukum perbuatan tersebut.
Timnas Prancis mendapatkan sambutan hangat dari sekitar 50 ribu penggemar yang berkumpul menyambut kedatangan skuad Les Bleus di Place de la Concorde pada Senin (19/12/2022) waktu setempat. Namun FFF menyesalkan adanya rasisme yang ditujukan kepada beberapa pemain Prancis.
"FFF mengutuk mereka dan akan mengajukan keluhan terhadap penulis komentar tersebut,” demikian pernyataan FFF, dilansir dari firstpost, Rabu (21/12/2022).
Klub tempat Coman bernaung, Bayern Muenchen turut mengecam rasialisme kepada pemainnya melalui akun twitter resminya. “Keluarga FC Bayern mendukung Anda, Raja. Rasisme tidak memiliki tempat dalam olahraga atau masyarakat kita,” demikian pernyataan resmi klub.
Politisi Prancis juga mengutuk perbuatan tersebut dan Partai Oposisi Sosialis mendesak FFF melakukan perlawanan hukum. Menteri Kesetaraan dan Keragaman menilai perbuatan tersebut sebuah tindakan yang tidak tepat.
"Saya mengutuk pernyataan ini dengan sangat kuat," cuitnya.
Rasisisme semacam ini bukan pertama kalinya dialami pemain Prancis. Kylian Mbappe juga pernah menjadi sasaran rasis setelah gagal mengeksekusi penalti dalam kekalahan adu penalti melawan Swiss pada babak 16 besar Piala Eropa 2020.
Di final Piala Eropa 2020, pemain Inggris Jadon Sancho, Bukayo Saka dan Marcus Rashford juga mendapatkan perlakukan serupa setelah gagal mengeksekusi penalti di babak penalti. Akibatnya Inggris gagal memenangkan trofi pertama mereka sejak Piala Dubia 1966.