REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pihak berwenang Prancis berencana untuk menggunakan sistem pengendali kerumunan yang dibantu kecerdasan buatan atau AI untuk memantau orang-orang selama Olimpiade Paris 2024. Rencana tersebut telah dituliskan pada Rancangan Undang-Undang (RUU), seperti dikutip AFP, Kamis (22/12/2022).
Sistem itu dimaksudkan untuk memungkinkan layanan keamanan mendeteksi gangguan dan potensi masalah dengan lebih mudah, tetapi tidak akan menggunakan teknologi pengenal wajah. Teknologi tersebut bisa sangat berguna selama upacara pembukaan yang direncanakan terbuka dengan para Olimpian berlayar menyusuri Sungai Seine di depan kerumunan 600 ribu orang.
Polisi dan otoritas olahraga Prancis menghadapi kritik keras pada Mei menyusul kekacauan yang terjadi pada final Liga Champions di Paris. Saat itu para penggemar sepak bola terjebak dalam kerumunan orang dan terkena gas air mata.
RUU, yang diajukan ke kabinet pada Kamis itu, mengusulkan langkah-langkah keamanan lainnya termasuk penggunaan pemindai seluruh tubuh dan meningkatkan hukuman bagi hooliganisme. Penyelenggara dan Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin mendukung penggunaan apa yang disebut perangkat lunak kamera keamanan cerdas yang memindai gambar untuk mendeteksi perilaku mencurigakan atau berbahaya.
Menurut RUU tersebut, penggunaan sistem seperti itu selama Olimpiade adalah sebuah eksperimen, tetapi dapat diterapkan untuk acara publik di masa mendatang yang menghadapi risiko terkait terorisme atau pengendalian massa. "Tidak ada data biometrik yang digunakan atau teknologi pengenalan wajah dan itu tidak mengaktifkan tautan atau interkoneksi apa pun atau penandaan otomatis dengan sistem data pribadi lainnya," demikian bunyi dari RUU itu.
Panitia penyelenggara pada 21 November mengatakan bahwa perkiraan anggaran perlu dinaikkan 10 persen dari 3,98 miliar euro menjadi 4,48 miliar euro, sebagian karena inflasi. Alih-alih membuka pertandingan di stadion atletik seperti biasanya, panitia telah merencanakan upacara pada 26 Juli 2024 dengan armada sekitar 200 perahu yang berlayar menyusuri sungai Seine.
Menurut perkiraan pemerintah, tepian sungai dapat menampung 100 ribu orang dengan tiket. Sementara 500 ribu orang lainnya dapat menonton secara gratis dari jalanan.