REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pernyataan pengamat sepak bola Tommy Welly atau dikenal dengan sapaan Bung Towel, tentang Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Iwan Bule alias Mochamad Iriawan dikhianati oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI Yunus Nusi, mendapat banyak respon dari banyak kalangan. Termasuk Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari pun ikut menanggapinya.
Qodari mengaku tertarik dan perlu untuk menanggapi pernyataan Bung Towel yang ia kutip di salah satu situs pemberitaan media online. Pasalnya, apa yang disampaikan Bung Towel tidak akurat.
"Menjelang nonton sepak bola Indonesia lawan Thailand, browsing dan kebetulan menemukan berita di salah satu media online yang menurut saya menarik dan harus ditanggapi karena isinya menurut saya tidak sepenuhnya akurat," kata M. Qodari dalam video singkat, Sabtu (31/12).
Pernyataan Bung Towel terutama yang menyinggung soal posisi sekjen PSSI yang disebutnya diangkat dan diberhentikan ketua umum PSSI, atau harus orangnya ketua umum, menurut Qodari, adalah informasi keliru atau tidak akurat.
Dikatakannya, dalam Statuta PSSI tahun 2019, pasal 40 ayat 1 huruf h tentang Kewenangan Komite Eksekutif bunyinya, mengangkat atau memberhentikan sekretaris jenderal atas usulan ketua umum. Sekretaris jenderal harus memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam statuta PSSI.
“Jadi kalau dilihat dari pasal ini sebetulnya yang mengangkat atau memberhentikan sekjen adalah komite eksekutif walaupun atas usulan ketua umum,” kata Qodari dalam pesannya watsapp-nya kepada Republika.
Selain itu, Qodari menyebutkan lagi aturan yang memperkuat kekeliruan Bung Towel soal narasi 'sekjen harus orangnya ketua umum'. Yakni tercermin dari BAB VI tentang Ketua Umum, pasal 42 ayat 2 yang menyebut, hanya ketua umum yang dapat mengusulkan pengangkatan dari sekretaris jenderal. Namun, ketua umum dapat juga mengusulkan kepada komite eksekutif untuk pemberhentian sekretaris jenderal.
“Sesungguhnya yang menghentikan dan mengangkat adalah komite eksekutif bukan ketua umum, jadi harus dikoreksi ya pernyataan dari Bung Towel,” ungkap Qodari.
Dikatakannya, menjadi sebuah keniscayaan jika dalam sebuah organisasi terdapat berbagai macam pikiran dan pendapat dari orang-orang yang memiliki latar belakang yang berbeda-beda. "Memang suatu organisasi itu kan terjadi perbedaan-perbedaan pendapat dan agenda itu biasa sebetulnya,” paparnya.
Qodari menyebut latar belakang komite eksekutif beragam karena yang diusulkan oleh anggota PSSI. Adapun anggota PSSI menurut pasal 14 ayat 1 adalah terdiri dari klub, asosiasi provinsi, asosiasi klub sepak bola wanita, federasi futsal Indonesia, asosiasi wasit, asosiasi pemain dan asosiasi pelatih. "Orangnya, latar belakangnya dan pemikirannya tentu sangat beragam,” ujarnya.
Lebih jauh, kata Qodari, komite eksekutif yang disebut Bung Towel tidak semuanya mendukung atau pro terhadap ketua umum. Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya zaman, yang tadinya mendukung bisa jadi kontra, begitu pun sebaliknya.
Qodari menyarankan Bung Towel untuk melihat organisasi PSSI lebih dekat dan memandang PSSI sebagai organisasi yang sama dengan yang lainnya. Penuh dengan keragaman pandangan, apalagi menjelang Kongres Luar Biasa (KLB).
“Tentu saja yang akan menentukan tindakan-tindakan dan pergerakan pada hari ini sebagian besar atau paling tidak sebagian memang akan ditentukan oleh agenda kongres luar biasa. Tidak boleh naif dalam berorganisasi,” papar Qodari.