REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Novak Djokovic kemungkinan akan melewatkan banyak turnamen di Amerika Serikat karena menolak divaksinasi Covid-19. Mantan petenis nomor satu dunia itu akan melewatkan ajang bergengsi Indian Wells dan Miami Open ATP 1000 setelah otoritas AS memperpanjang persyaratan vaksinasi Covid-19 bagi pengunjung internasional.
"Saya melihat kemungkinan itu, tapi saya kira itu belum resmi, jadi kalau sudah resmi kita bisa membicarakannya," kata Djokovic, seperti disiarkan AFP, Kamis (5/1/2023).
Ketika ditanya soal kebijakan Administrasi Keamanan Transportasi AS (TSA) terkait syarat vaksinasi, Djokovic tetap tidak ingin membahas hal itu.
"Maksud saya, jika itu resmi -- apa yang bisa saya lakukan? Tidak ada. Anda tahu posisi saya, jadi begitulah," ujar pemenang Grand Slam 21 kali asal Serbia itu.
"Saya berharap (bermain), tetapi jika saya tidak bisa pergi, ya saya tidak bisa pergi," kata petenis berusia 35 tahun itu.
TSA telah memperpanjang larangan non-warga negara yang tidak divaksinasi memasuki AS hingga April, dengan Indian Wells berlangsung dari 6-19 Maret dan Miami Open dari 19 Maret-2 April.
Djokovic tidak dapat memasuki Amerika Serikat untuk bermain di US Open tahun lalu karena status vaksinasinya, setelah dideportasi dari Australia pada Januari menjelang Australian Open karena alasan yang sama.
Awalnya, Djokovic dilarang memasuki Australia selama tiga tahun setelah kalah dalam pertarungan hukum yang berisiko tinggi. Namun, persyaratan bagi pengunjung untuk menunjukkan bukti vaksinasi telah dicabut, dan larangan tersebut dibatalkan.
Petenis Serbia itu merosot ke peringkat lima dunia, dan berpotensi kehilangan hingga 2.000 poin jika dia tidak bermain di Indian Wells dan Miami.