REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persaingan antara Shin Tae-yong dan Park Hang-seo menjadi bumbu manis di berbagai kompetisi sepak bola level Asia Tenggara. Shin merupakan pelatih tim nasional Indonesia.
Park menangani Vietnam. Dua sosok tersebut sama-sama berasal dari Korea Selatan. Pada masa lalu mereka sudah sering bertempur di level klub di Korsel sebagai juru taktik. STY mendominasi dengan catatan delapan kemenangan atas kompatriotnya. Park hanya unggul di tiga kesempatan.
Sisanya dua partai berkesudahan imbang. Jika dihitung dengan hasil semifinal leg pertama Piala AFF 2022, mereka sudah berbagi imbang di tiga pertandingan. Indonesia baru saja bermain seri 0-0 dengan Vietnam di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat (6/1/2023) petang WIB.
Fakta ini terus mengubah peta persaingan STY kontra Park. Harus diakui, beberapa tahun terakhir, rasa penasaran coach Shin untuk mengalahkan rekan senegaranya belum terbayar. Selama mereka berpetualang di Asia Tenggara, Park balik mendominasi.
Dari empat pertemuan, ia meraih dua kemenangan dan dua hasil imbang. Ia juga mengangkat pamor sepak bola Golden Star Warriors. Nguyen Tien Linh dan rekan-rekan mulai kompetitif di Asia.
Dalam duel di GBK, STY menginstruksikan anak asuhnya untuk bermain agresif. Kendati sedikit kalah penguasaan bola, Indonesia lebih banyak mengancam. Pasukan Garuda melepaskan delapan total shots.
Sebanyak dua di antaranya tepat sasaran. Sementara kubu tamu memiliki empat peluang dengan dua shots on target. Hingga laga usai, gawang Golden Dragons tetap perawan.
Masih ada leg kedua. Partai tersebut dimainkan di markas Vietnam. Tepatnya di May Dinh National Stadium, Senin (9/1/2023) malam WIB. Para penggemar Indonesia berharap Marc Klok dkk bisa berjaya di sana.
Penantian Coach Shin bisa terbayar lunas nantinya. Namun tentu saja, bukan perkara mudah merealisasikan target tersebut. Skuat Golden Dragons menunjukkan keseimbangan nyata dalam permainan.
Mereka tak hanya piawai menyerang tapi juga disiplin ketika bertahan. Ditambah lagi, anak asuh Park mentas di rumah sendiri. Puluhan ribu penggemar berada di belakang Do Hung Dung dkk.