Jumat 13 Jan 2023 20:28 WIB

La Nyalla Daftar Jadi Bakal Calon Ketum PSSI karena Merasa Punya Utang

La Nyalla pernah memimpin PSSI pada 2015 sebelum organisasi itu dibekukan pemerintah.

Para pendukung membawa poster Ketua DPD RI La Nyalla Mattalitti saat akan menyerahkan form dan berkas pendaftaran calon Ketua Umum PSSI periode 2023-2027 di Kantor PSSI, GBK Arena, Senayan, Jakarta, Jumat (13/1/2023). La Nyalla masuk menjadi salah satu kandidat calon Ketua Umum PSSI yang akan dipilih pada Kongres Luar Biasa (KLB) pada 16 Februari 2023.
Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Para pendukung membawa poster Ketua DPD RI La Nyalla Mattalitti saat akan menyerahkan form dan berkas pendaftaran calon Ketua Umum PSSI periode 2023-2027 di Kantor PSSI, GBK Arena, Senayan, Jakarta, Jumat (13/1/2023). La Nyalla masuk menjadi salah satu kandidat calon Ketua Umum PSSI yang akan dipilih pada Kongres Luar Biasa (KLB) pada 16 Februari 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI La Nyalla Mattalitti mengatakan, tujuannya mendaftar menjadi bakal calon ketua umum PSSI periode 2023-2027 adalah karena merasa mempunyai "utang" kepada para pemilik suara (voter) PSSI.

"Saya masih mempunyai 'utang' untuk menyelesaikan tugas-tugas dari 'voter' yang meminta saya menjadi ketua umum (tahun 2015-red)," ujar La Nyalla di GBK Arena, Jakarta, Jumat (13/1/2023).

Baca Juga

Pada tahun 2015, tepatnya 18 April, La Nyalla terpilih menjadi ketua umum PSSI periode 2015-2019. Akan tetapi, pria yang kini berusia 63 tahun itu tidak lama menduduki jabatannya karena Pemerintah Indonesia melalui Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) saat itu Imam Nahrawi memutuskan untuk membekukan PSSI.

Kemudian, pada 30 Mei 2015, PSSI pun disanksi pencabutan keanggotaan oleh FIFA. Pemerintah Indonesia baru menghentikan pembekuan PSSI pada 10 Mei 2016 dan FIFA menyetop sanksinya pada 13 Mei 2016.

Namun, meski PSSI sudah lepas dari jerat sanksi, La Nyalla tidak dapat memimpin lagi lantaran terjerat dugaan kasus korupsi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur. Dia pun sempat dipenjara selama tujuh bulan sebelum bebas pada 27 Desember 2016.

"Saya bebas murni, tuduhan kepada saya tidak terbukti sampai akhirnya saya menjadi Ketua DPD RI. Saya kemudian mau mencalonkan diri menjadi Ketua Umum PSSI (pada tahun 2019-red), tetapi saat itu sudah ada Pak Iwan Bule (Mochamad Iriawan) yang saya anggap kredibel. Namun sekarang saya terpanggil lagi karena saya melihat sudah waktunya saya membayar utang amanah yang diberikan oleh voter PSSI," jelas La Nyalla.

Terkait pendaftarannya sebagai bakal calon ketua umum PSSI, La Nyalla mengaku baru mendapatkan dukungan dari dua voter yakni Jawa Timur dan Persela Lamongan. Akan tetapi, ia yakin dukungan dari voter akan terus mengalir seiring waktu.

"Dua dukungan itu hanya untuk mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PSSI. Nanti kami akan membuktikannya di dalam bilik, bukan lewat kata-kata. Saya mempunyai banyak hal untuk PSSI tetapi saya akan mengungkapkannya ketika tiba waktunya, saat ada debat kandidat," kata Nyalla.

Adapun Kongres Luar Biasa untuk pemilihan jajaran anggota Komite Eksekutif PSSI, termasuk ketua umum, akan digelar pada 16 Februari 2023.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement