REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat sepak bola Indonesia, Tommy Welly, menyebut pemberantasan mafia di tubuh PSSI selalu menjadi tagline dari setiap kandidat Ketum PSSI saat mencalonkan diri. Hal itu ia katakan dalam diskusi dengan tema 'Menanti Asa Baru Sepak Bola Indonesia' di Mal Kota Kasablanka, Jakarta pada Jumat (27/1/2023).
Bung Towel, sapaan akrab Tommy Welly, mencontohkan Erick Thohir mengatakan 'siap membersihkan PSSI dari tangan-tangan kotor'. Sementara La Nyalla Mattalitti mengatakan 'sikat mafia' saat maju mencalonkan diri sebagai Ketum PSSI periode 2023-2027.
Menurutnya, itu menunjukkan kedua sosok tersebut paham mengenai situasi dan kondisi di PSSI. "Salah satu tugas PSSI memang untuk menjaga integritas kompetisi sepak bola. Exco PSSI harus menjaga sepak bola kita dari segala hal yang dapat menurunkan integritas tersebut,'' kata Tommy.
''Nah problemnya, orang-orang yang disebut sebagai mafia ini masuk dalam jajaran," ujarnya. ''Tangan-tangan kotor di dalam elite sepak bola itulah yang harus dibereskan.''
Sementara Co-Chair komunitas B.E.D.A, Tsamara Amany, mengatakan Erick Thohir mempunyai kemampuan dan keberanian untuk membersihkan PSSI dari tangan-tangan kotor. Menurut Tsamara, persoalan dalam sepak bola Indonesia bukan hanya masalah prestasi Timnas, tapi juga masalah manajemen organisasi di tubuh PSSI sendiri.
Dia mengatakan, sudah menjadi rahasia umum bahwa masih ada oknum-oknum di tubuh PSSI yang membuat sepak bola Indonesia tidak berkembang. Jadi, kata dia, pemimpin yang baru nanti harus punya keberanian untuk memberantas hal itu.
Menurutnya, masalah dalam sepak bola tidak akan hilang jika tidak ada keberanian untuk melawan mafia-mafia yang selama ini hidup di tubuh PSSI. ''Erick Thohir punya nyali untuk melakukan itu. Saya setuju bahwa itu memang harus dilakukan," kata Tsamara.
"Gak mungkin masalah di sepak bola kita selesai kalau tidak ada keberanian untuk melawan mafia-mafia yang selama ini ada," ujarnya.