REPUBLIKA.CO.ID, KIEV – Pemerintah Ukraina akan terus mendorong agar atlet Rusia dilarang tampil di Olimpiade Paris 2024. Kiev berharap upayanya memperoleh dukungan internasional.
“Ini tidak dapat kami terima,” kata Menteri Olahraga Ukraina Vadym Huttsait saat diwawancara Reuters, Selasa (31/1/2023), tentang keputusan Komite Olimpiade Internasional (IOC) yang membuka pintu bagi atlet Rusia dan Belarusia untuk berpartisipasi dalam Olimpiade 2024 sebagai netral serta memperkenankan mereka berkompetisi di kualifikasi.
Dia mengingatkan bahwa saat ini perang skala penuh masih berlangsung. Selain tentara, para atlet Ukraina juga terlibat dalam mempertahankan tanah air, rumah, dan keluarga mereka dari pasukan Rusia. Huttsait, yang juga merupakan mantan atlet anggar dan pernah memenangkan medali emas Olimpiade, mengatakan, sejauh ini sedikitnya 220 atlet dan pelatih di negaranya telah tewas selama perang berkecamuk sejak Februari tahun lalu.
Serangan-serangan Rusia juga telah merusak atau menghancurkan lebih dari 340 fasilitas olahraga. Menurut Huttsait, selama perang berlangsung, sebanyak 40 negara telah memberikan bantuan perumahan dan pelatihan di luar negeri bagi atlet-atlet Ukraina. “Ukraina akan bersatu dengan banyak negara di Eropa dan dunia, dan ia (Rusia ikut kompetisi) tidak akan diizinkan,” ujar Huttsait.
Huttsait mengungkapkan, Ukraina akan menghadapi keputusan sulit jika atlet Rusia diizinkan berlaga di Olimpiade Paris. Sebab Kiev harus menentukan sikap apakah akan melakukan boikot atas acara pagelaran olahraga akbar tersebut. “Ketika kami kehilangan begitu banyak orang, begitu banyak atlet, nyawa warga Ukraina lebih penting bagi kami daripada medali apa pun di kompetisi internasional,” katanya.
Rekomendasi IOC sebelumnya untuk melarang Rusia dan Belarusia telah diterapkan oleh banyak federasi olahraga. Namun pekan lalu, IOC mendukung proposal Dewan Olimpiade Asia untuk mengizinkan para atlet Rusia dan Belarusia berkompetisi di Asia, yang berpotensi mencakup pertandingan kualifikasi Olimpiade.
Sejumlah pejabat Ukraina telah mengkritik keras IOC dalam beberapa hari terakhir, termasuk Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. IOC dianggap mempromosikan kekerasan dan pembunuhan massal dengan gagasan memberi ruang pada Rusia dan genosida yang dilakukannya.