Senin 06 Feb 2023 12:22 WIB

Komisi X Usulkan Debat Publik untuk Lima Kandidat Ketum PSSI

Debat publik untuk mengukur visi, misi, dan program kerja kandidat secara objektif.

Ketua Komite Pemilihan PSSI, Amir Burhanuddin, saat mengumumkan konferensi pers, di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Selasa (31/1/2023). Komite Pemilihan PSSI telah menetapkan lima calon ketua umum PSSI periode 2023-2027.
Foto: Republika/Afrizal Rosikhul Ilmi
Ketua Komite Pemilihan PSSI, Amir Burhanuddin, saat mengumumkan konferensi pers, di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Selasa (31/1/2023). Komite Pemilihan PSSI telah menetapkan lima calon ketua umum PSSI periode 2023-2027.

REPUBLIKA.CO.ID, Jakarta – Komite Pemilihan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) telah menetapkan lima figur kandidat calon ketua umum (ketum) PSSI periode 2023-2027. Komisi X DPR RI mengusulkan kelima kandidat melakukan debat publik secara terbuka untuk memaparkan ide dan gagasan mereka dalam melakukan perbaikan sepak bola di Tanah Air.

"Kelima kandidat ketua umum yang telah ditetapkan oleh Komite Pemilihan PSSI baiknya melakukan debat publik agar semua stake holder sepak bola di Tanah Air mengerti visi, misi, dan program kerja jika mereka terpilih menahkodai PSSI 2023-2027 mendatang," ujar Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda dalam keterangannya, Senin (6/2/2023). 

Baca Juga

Untuk diketahui, Komite Pemilihan PSSI telah menetapkan lima kandidat yang lolos seleksi administrasi sebagai ketua umum PSSI 2023-2027, Selasa (31/1/2023). Mereka adalah La Nyalla Mahmud Mattalitti, Erick Thohir, Doni Setiabudi, Arif Putra Wicaksono, dan Fary Djemy Francis. Selain itu, komite pemilihan juga telah menetapkan kandidat wakil ketua umum dan calon anggota komite eksekutif PSSI. 

Huda menjelaskan, sepak bola merupakan cabang olah raga favorit di Tanah Air. Penyelenggaraan cabang ini selalu melibatkan antusiasme publik yang luar biasa. Pun juga memberikan dampak besar di kehidupan publik, baik dalam konteks positif maupun negatif.

"Maka sudah sewajarnya jika para kandidat ketua umum federasi harus menyampaikan ide gagasan hingga apa yang akan dikerjakan jika terpilih," katanya. 

Debat publik, lanjut Huda, bisa dilakukan dalam forum-forum terbuka yang digelar oleh komunitas suporter, jurnalis olah raga, hingga kalangan perguruan tinggi. Dengan demikian, debat publik benar-benar bisa digunakan untuk mengukur visi, misi, hingga program kerja kandidat secara objektif. 

"Kalau nanti digelar di forum kongres atau di depan votters bisa jadi sekadar seremonial saja, karena sudah pasti votters telah mendukung kandidat tertentu," katanya.

Huda menegaskan, jika saat ini masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan oleh federasi agar sepak bola Indonesia bisa mengukir prestasi. Baik dalam konteks olahraga prestasi maupun industri olah raga. 

"Maka dibutuhkan figur ketua umum PSSI yang benar-benar mempunyai cetak biru pengembangan sepak bola Indonesia yang tidak hanya bisa mengukir prestasi tapi juga mampu mengelola potensi sepaka bola Indonesia yang begitu besar menjadi industri olah raga terkemuka," katanya. 

Politikus PKB ini berharap agar pergantian ketua umum PSSI tidak hanya sekadar ganti orang, tetapi juga dibarengi dengan perubahan menejemen pengelolaan sepak bola  di Tanah Air. Dengan demikian, cerita kelam seperti Tragedi Kanjuruhan, adanya sepak bola gajah, mafia wasit, hingga konflik kepentingan karena penggurus PSSI juga pemilik klub sepak bola tidak lagi terjadi di masa depan.

"Kami sangat berharap agar pergantian figur ketua umum PSSI kali ini mampu membawa perbaikan pengelolaan sepak bola di Tanah Air. Tak sekadar ganti orang tetapi ganti sistem pengelolaan sehingga mimpi sepak bola Indonesia berprestasi baik  dari sisi olah raga maupun industri bisa terwujud," ujar Huda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement