Kamis 09 Feb 2023 18:18 WIB

Boy Rafli Amar Resmi Daftar Sebagai Calon Ketum PB Persatuan Golf Indonesia

Boy ingin mendorong kompetisi golf berdasarkan wilayah.

Komjen Boy Rafli Amar (kiri) secara resmi mendaftarkan diri menjadi bakal calon Ketua Umum PB PGI periode tahun 2023-2027 kepada Tim Penjaringan dan Penyaringan Calon Ketua Umum PB PGI di Pondok Indah Golf Course, Jakarta, Kamis (9/2/2023).
Foto: Dok. PGI
Komjen Boy Rafli Amar (kiri) secara resmi mendaftarkan diri menjadi bakal calon Ketua Umum PB PGI periode tahun 2023-2027 kepada Tim Penjaringan dan Penyaringan Calon Ketua Umum PB PGI di Pondok Indah Golf Course, Jakarta, Kamis (9/2/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komjen Boy Rafli Amar secara resmi mendaftarkan diri menjadi bakal calon Ketua Umum PB PGI periode tahun 2023-2027 kepada Tim Penjaringan dan Penyaringan Calon Ketua Umum PB PGI di Pondok Indah Golf Course, Jakarta, Kamis (9/2/2023). 

Boy berharap pemilihan bakal calon Ketua PB PGI ini berjalan demokratis dan menjunjung tinggi sportifitas. Harus menjaga fairplay, sehingga persatuan dan kesatuan dapat terjaga. 

Baca Juga

“Saya dan tim datang untuk mendaftarkan diri sebagai bakal calon ketua Umum PB PGI Baru. Saya berharap dengan kelengkapan dokumen yang kami serahkan bisa lolos verifikasi dan bisa menjadi Calon Ketua Umum di Munas PB PGI pada 20-21 Februari nanti, dan selanjutnya mendapat dukungan dari para pemilik suara,” kata Boy. 

Jenderal polisi bintang tiga yang saat ini menjabat sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) itu, sangat ingin memberikan kontribusi besar untuk mendukung perkembangan prestasi olahraga golf di Indonesia. Menurutnya, salah satu tugas besar Ketua Umum PB PGI yang baru adalah menyelenggarakan pola pembinaan yang berkelanjutan. Harus ada iklim kompetitif yang sehat di antara para altet. 

“Pembinaan harus dilakukan sejak anak-anak. Harus ada upaya pengenalan olahraga golf kepada anak-anak dan remaja, sehingga bisa menarik minat mereka untuk bermain golf. Harus dilakukan agar anak-anak muda mau berprestasi. Untuk itu semua perlu adanya dukungan sumber daya, sarana, dana, pelatih yang bagus, dan pengetahuan yang cukup agar sebagai atlet mereka dapat berkembang secara benar,” kata Boy yang sudah mulai mengenal olahraga golf sejak tahun 1997. 

Tidak hanya pegolf pria, Boy dan tim akan berupaya agar semakin banyak perempuan yang tertarik bermain golf dan bisa berprestasi di level internasional. 

Tantangan besar lain adalah Ketua Umum PGI harus berupaya membangun kolaborasi yang solid dengan semua stake holder golf. PGI tidak dapat bekerja sendiri, tapi harus bekerja sama dengan organisasi golf lainnya, termasuk dengan Asosiasi Pemilik Lapangan Golf Indonesia (APLGI), lapangan golf, dan bidang lain di industri golf. Menurutnya seluruh stake holder golf harus saling mendukung.

“Tidak bisa jalan sendiri-sendiri. Misi saya untuk persatuan. Kalau kita bersatu, misi kita akan tercapai untuk  mencapai prestasi yang besar. Ini adalah tanggung jawab kita bersama,” kata Boy. 

Menurut dia, industri golf juga mempunyai peran penting dalam mendukung pembangunan negara. Lapangan golf dapat menampung banyak pekerja, antara lain kedi. Satu lapangan golf minimal bisa menampung 300 kedi. Itu karena perlu adanya kerjasama antara PGI dengan asosiasi industri golf. 

Dari sisi prestasi, menurut Boy Indonesia masih ketinggalan dibandingkan dengan Thailand. Jumlah atlet yang bisa ikut berkompetisi di turnamen prestasi masih sedikit. Sementara di Thailand jumlahnya sudah mencapai ribuan, sehingga mereka lebih kompetitif. 

“Jumlah pemain kita banyak hanya dalam konteks hobi. Padahal jumlah penduduk kita ada sekitar 270 juta penduduk, Thailand hanya sekitar sepertiganya,” kata Boy yang pernah menjabat sebagai Kadiv Humas Polri ini. 

Jika olahraga golf berkembang, maka akan memberikan banyak efek positif untuk bangsa. Tidak hanya untuk peningkatan prestasi, tapi memberikan manfaat besar untuk pembangunan. 

Salah satu program yang akan dijalankan adalah membuat kompetisi golf berdasarkan wilayah. Misalnya area Sumatera ada liga tersendiri, begitu juga dengan daerah-daerah lainnya. Para juara dari daerah-daerah tersebut nantinya bertanding dalam kejuraan nasional. Hal ini dilakukan agar para atlet tidak mengeluarkan biaya terlalu mahal, selain itu juga kompetisi akan hidup di daerah-daerah. 

Pada Jumat (3/2/2023), tim suksesnya sudah menemui Tim Penjaringan dan Penyaringan. Saat itu dirinya tidak bisa hadir karena sedang menjalankan dinas ke luar negeri. Kedatangannya kali ini sebagai bentuk komitmen terhadap keinginannya untuk menjadi Ketua Umum PB PGI yang baru. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement