Kamis 09 Feb 2023 23:43 WIB

Singapura Gantikan Rusia Sebagai Tuan Rumah Kejuaraan Dunia Akuatik

Tanggal penyelenggaraan kejuaraan dunia akuatik 2025 belum dikonfirmasi.

Perenang (ilustrasi). Singapura akan menjadi tuan rumah kejuaraan akuatik dunia 2025, menggantikan kota Kazan di Rusia, demikian diumumkan federasi renang internasional pada Kamis.
Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat
Perenang (ilustrasi). Singapura akan menjadi tuan rumah kejuaraan akuatik dunia 2025, menggantikan kota Kazan di Rusia, demikian diumumkan federasi renang internasional pada Kamis.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Singapura akan menjadi tuan rumah kejuaraan akuatik dunia 2025, menggantikan kota Kazan di Rusia, demikian diumumkan federasi renang internasional pada Kamis (9/2/2023).

Oleh karena itu, Singapura akan menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang menjadi arena kejuaraan akuatik dunia yang melombakan renang, loncat indah, renang perairan terbuka, renang indah dan polo air. Tanggal penyelenggaraan kejuaraan dunia 2025 belum dikonfirmasi.

"World Aquatics sangat senang bahwa penyelenggaraan ajang utama kami pada 2025 berada di tangan yang tepat, terima kasih atas tim yang ada di Singapura," kata presiden World Aquatics Husain Al-Mussalam dalam laman resmi federasi.

"Singapura memiliki semua yang kami harapkan untuk berbagi dengan para atlet kami: fasilitas kelas dunia, pengalaman yang terbukti dalam menyelenggarakan acara dengan kualitas terbaik, dan pendekatan komprehensif untuk olahraga air yang dimulai dari tingkat elit hingga masyarakat.

Dengan dipilihnya Singapura, maka Asia menjadi tuan rumah tiga kejuaraan akuatik dunia secara beruntun, mulai dari Fukuoka, Jepang pada tahun ini dan diikuti Doha, Qatar pada tahun depan.

World Aquatics, yang dulu bernama FINA, membatalkan kejuaraan renang junior dunia dari Kazan pada tahun lalu dan menyatakan pihaknya tidak akan menggelar kejuaraan di Rusia apabila krisis invasi Moskow ke Ukraina terus berlanjut.

Invasi Rusia ke Ukraina telah berdampak luas di dalam dunia olahraga, seperti misalnya final Liga Champions yang harus dipindahkan ke Prancis pada tahun lalu serta pembatalan Grand Prix Formula 1 di Rusia.

Komite Olimpiade Internasional juga mengharuskan para atlet Rusia dan Belarus berkompetisi di kancah internasional menggunakan bendera netral.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement