REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Ada banyak cerita khusus yang dialami I Putu Gede Dwi Santoso saat menerima tawaran menjadi pelatih Arema FC. Pria yang akrab disapa Putu itu telah diresmikan menjadi pelatih skuad Singo Edan sejak Senin (6/2/2023).
Putu menceritakan ketika menerima tawaran menjadi pelatih Arema FC, ia langsung berkoordinasi dengan keluarganya. Koordinasi ini ternyata memunculkan perdebatan di keluarganya, baik yang berdomisili di Malang maupun Surabaya.
"Teman-teman dekat juga banyak yang meminta saya berpikir lagi," kata Putu saat diwawancarai wartawan, Jumat (10/2/2023).
Di sisi lain, ada juga yang memberikan dukungan kepada Putu. Dari sini pun, ia memiliki keyakinan untuk menerima tawaran manajemen Arema FC. Ia menilai tawaran tersebut sebagai suatu tantangan yang tidak akan diperoleh oleh pelatih mana pun.
Sejak dahulu, Putu memiliki keinginan untuk melatih Arema FC. Namun ia harus berprestasi dahulu di klub lainnya. Sebab, pelatih-pelatih yang masuk ke klub tersebut biasanya sudah memiliki nama besar di pesepakbolaan Indonesia.
Selain itu, Putu juga menerima pesan bahwa Arema telah memberikan sumbangsih besar bagi perjalanan karier sepak bolanya di Indonesia. Hal inilah yang membuatnya tergerak untuk ikut membantu Arema FC. Seperti diketahui, Putu sempat menjadi pemain Arema Malang pada 1999 hingga 2001 dan 2004 sampai 2006.
"Makanya begitu saya informasikan (terima tawaran), saya tunggu. Ada telepon lagi, saya iyakan. Itu malam hari, tengah malam. Dan ini saya yakin walaupun teman dekat, keluarga mengkhawatirkan saya," jelas pria kelahiran 1973 tersebut.
Putu menegaskan, tidak terlalu memikirkan masalah reputasi namanya. Keterlibatannya di Arema FC semata-mata ingin membantu klub yang pernah membesarkannya. Keyakinan ini semakin bertambah setelah ia bertemu langsung dengan tim pelatih dan para pemain.