Selasa 14 Feb 2023 12:19 WIB

Indonesia Masih akan Terus Berkhayal Piala Dunia Jika Regenerasi tak Berjalan Kontinyu

Saat ini, kualitas pemain Indonesia masih jauh dari standar Piala Dunia.

Kiper Timnas Indonesia Nadeo Argawinata (kedua kanan) bersama rekan-rekannya duduk lesu usai kalah dari Timnas Vietnam dalam pertandingan leg 2 babak Semi Final Piala AFF 2022 di Stadion Nasional My Dinh, Hanoi, Vietnam, Senin (9/1/2023). Indonesia gagal lolos ke babak final usai kalah 0-2 dari Vietnam.
Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Kiper Timnas Indonesia Nadeo Argawinata (kedua kanan) bersama rekan-rekannya duduk lesu usai kalah dari Timnas Vietnam dalam pertandingan leg 2 babak Semi Final Piala AFF 2022 di Stadion Nasional My Dinh, Hanoi, Vietnam, Senin (9/1/2023). Indonesia gagal lolos ke babak final usai kalah 0-2 dari Vietnam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Teknik PSSI Indra Sjafri mengatakan perlunya regenerasi pemain sepak bola agar Tim Nasional Indonesia bisa berlaga di kompetisi teratas yaitu Piala Dunia.

Indra Sjafri mengatakan,  kualitas pemain sepak bola Indonesia yang ada saat ini dinilai belum cukup kuat untuk bisa membawa Indonesia berlaga di Piala Dunia.

Baca Juga

"Pemain yang ada saat ini dirasa tidak mampu membawa Indonesia ke Piala Dunia. Oleh sebab itu perlu generasi pesepak bola baru yang jauh lebih berkualitas," kata mantan pelatih Timnas Indonesia tersebut, dilansir dari Antara, Selasa(14/2/2023). 

Dia berpendapat, upaya menjaring talenta-talenta pesepak bola muda ke 34 provinsi sekalipun dirasa belum cukup untuk memenuhi kualitas yang dibutuhkan agar Indonesia bisa berlaga di Piala Dunia.

Indra Sjafri mengaku sudah mengetahui permasalahan terkait kualitas pemain Indonesia, yang menurutnya ada pada infrastruktur sarana dan prasaran serta manajemen kepelatihan di seluruh daerah Indonesia.

Dia menyebut terdapat lima pilar upaya pengembangan sepak bola nasional yaitu

infrastruktur, kurikulum, SDM, pengembangan pemain, dan kompetisi.

Dia menyampaikan banyak pandangan yang dinilai keliru melihat berjalannya kompetisi sebagai upaya pengembangan sepak bola nasional, padahal hal itu merupakan pilar terakhir. Sebelumnya, kata dia, perlu ada penggodokan bibit-bibit pemain yang didukung oleh program pengembangan dari berbagai aspek.

"Sepak bola bidang tidak bisa lagi dikelola dengan cara konvensional, keterlibatan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan sport science mutlak dilakukan," katanya.

Menurut dia, perlu adanya data penunjang para pemain sepak bola nasional untuk tujuan peningkatan kualitas. Hal ini, lanjutnya, telah dilakukan oleh negara-negara peringkat satu sampai 20 di FIFA.

Federasi sepakbola di negara-negara tersebut, kata dia, bertukar informasi dan data terkait olahraga khususnya sepak bola dengan perguruan tinggi dan kementerian olahraga dengan tujuan pengembangan para pemain.

Oleh karena itu menurutnya peningkatan kualitas pemain sepak bola Indonesia harus dimulai dari akar rumput, dilakukan pembinaan dari sejak usia enam tahun.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement