Selasa 14 Feb 2023 17:15 WIB

Asprov Jabar ke Caketum PSSI: Tolong Peduli Pembinaan Usia Muda

Saat ini, regenerasi sepak bola Indonesia masih kurang.

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Pelatih Timnas U-20 Shin Tae-yong (kiri) memberikan instruksi kepada pemain saat memimpin latihan Timnas U-20 di Lapangan C Senayan, Jakarta, Rabu (8/2/2023). Timnas U-20 menjalani pemusatan latihan jelang kejuaraan Piala Asia U-20 2023.
Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Pelatih Timnas U-20 Shin Tae-yong (kiri) memberikan instruksi kepada pemain saat memimpin latihan Timnas U-20 di Lapangan C Senayan, Jakarta, Rabu (8/2/2023). Timnas U-20 menjalani pemusatan latihan jelang kejuaraan Piala Asia U-20 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemilihan pengurus baru PSSI periode 2023-2027 akan segera dilakukan pada Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI pada 16 Februari 2023. Tentu KLB ini diharapkan membawa perubahan di tubuh PSSI ke arah yang lebih baik. Ketua Asprov PSSI Jawa Barat, Tommy Apriantono berharap siapa pun yang terpilih nanti akan peduli pada pembinaan usia muda. 

"Kalau saya sebagai orang sepak bola saya berharap siapa pun yang terpilih nanti, itu akan peduli dengan pembinaan usia muda," kata Tommy saat dihubungi republika.co.id, Selasa (14/2/2023).

Baca Juga

Selain itu, Tommy menilai harus ada sistem atau regulasi yang dibuat PSSI yang mengatur kepindahan pemain usia muda dari SSB atau akademi klub satu dengan lainnya. Dia memahami pemain muda di bawah 17 tahun, tidak dapat dikenakan biaya transfer. Tapi, kata dia, klub atau tim pelatih yang mengambil pemain tersebut dari tempatnya berasal harus mau memberikan apresiasi. 

"Itu harus mulai dibuat sistem dimana satu klub dengan lainnya saling menghargai, misalnya ketika klub liga 1 atau liga 2 akan mengambil pemain yang ada di SSB klub atau yang lainnya itu harus diambil dengan cara yang baik, bukan asal dicomot atau dengan cara open rekrutmen," kata Tommy. 

Menurutnya setiap klub pastinya sudah memiliki talent scouting masing-masing. Sebab itu, seharusnya pemanggilan pemain dari SSB atau akademi klub dapat dilakukan dengan etika yang baik. "Mereka kan harusnya sudah punya talent scouting, misal mau pemain A atau B harusnya didatangi baik-baik lalu diminta ke klub asalnya," katanya.

"Mungkin tidak dengan berupa uang, karena anak kecil kan tidak boleh dengan nilai transfer, tapi minimal menghargai lah. Misalnya kalau dulu saya dikasihlah perlengkapan latihan seperti bola dsb, ada juga fasilitas latihan. Jadi SSB yang selalu menghasilkan pemain-pemain bagus itu dikasih fasilitas latihan seminggu sekali yang bagus seperti klub profesional," ujar Tommy menambahkan. 

Menurut Tommy, suka atau tidak, para pihak harus mentaati aturan itu jika memang nanti sudah dibuat oleh PSSI. "Dan harus begitu karena harus saling menghargai antara pelatih atau pun klub. Kemudian pembinaan usia muda itu juga harus diperhatikan, perlu diingat bahwa pemain itu diciptakan bukan muncul begitu saja secara kebetulan," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement