Selasa 21 Feb 2023 00:35 WIB

Soal Kartu Merah untuk Mafia Sepak Bola, Pengamat: Warning Keras dari Ketum PSSI Baru

Pernyataan ET sekaligus menegaskan bahwa mafia bola benar ada di Indonesia.

Rep: Fitrianto/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Ketua Umum PSSI Erick Thohir dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memberikan keterangan terkait upaya penegakan hukum pada pengaturan skor di sepak bola tanah air, di Jakarta, Ahad (19/2/2023). PSSI bersama Porli dan Menpora membuat komitmen bersama untuk melawan mafia bola dan pengaturan skor dengan menyiapkan beberapa sanksi dan hukuman berat tehadap praktik tersebut.
Foto: Republika/Prayogi.
Ketua Umum PSSI Erick Thohir dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memberikan keterangan terkait upaya penegakan hukum pada pengaturan skor di sepak bola tanah air, di Jakarta, Ahad (19/2/2023). PSSI bersama Porli dan Menpora membuat komitmen bersama untuk melawan mafia bola dan pengaturan skor dengan menyiapkan beberapa sanksi dan hukuman berat tehadap praktik tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat sepak bola Kesit Budi Handoyo menilai pernyataan Ketum PSSI 2023-2027 Erick Thohir (ET) mengenai kartu merah bagi mafia sepak bola Indonesia adalah peringatan keras. "Menurut saya, ini warning keras dari Ketum PSSI untuk semua yang terlibat dalam mafia sepakbola di Indonesia." ujar Kesit saat dihubungi republika.co.id, Senin (20/2/2023).

"Apa yang disampaikan Pak ET ini sangat serius. Dia menyatakan hal itu, berarti mafia sepakbola memang benar-benar ada di Indonesia dan itu berarti persoalan serius yang harus segera diselesaikan," kata Kesit menambahkan. 

Baca Juga

"Sebenarnya tidak sulit kalau PSSI mau serius memberantasnya. Kerja sama dengan Polri pernah dilakukan sebelumnya dengan adanya Satgas Antimafia Sepakbola. Sayangnya, Satgas yang dibentuk di jaman Kapolri Tito Karnavian itu kini sudah dibubarkan."

"Kalau PSSI serius menurut saya mudah saja membongkar jaringan mafia sepakbola. Sudah pernah ditangkap orang-orang yang terlibat. Hanya saja pengungkapannya berhenti di level bawah saja, belum sampai ke atas. Padahal kalau mau ditelusuri lebih jauh lagi, saya yakin polisi bisa mengungkap sampai ke aktor-aktor intelektualnya," kata Kesit.

"Bantuan Kapolri untuk kembali melanjutkan penyidikan kasus-kasus match fixing yang sebelumnya sudah ditangani polisi," kata dia. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement