REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisaris PT Polana Bola Madura Bersatu (PBMB), Zia Ulhaq, melontarkan tantangan yang kemungkinan akan dihadapi Ketua Umum (Ketum) PSSI periode 2023-2027 Erick Thohir dalam upayanya untuk memberantas mafia sepak bola. Menurutnya, Erick harus memulai pembersihan tersebut dari dalam tubuh organisasi PSSI itu sendiri.
Sebelumnya, Erick telah menggandeng pihak kepolisian untuk ikut memberantas mafia bola.
"Pembersihan dari dalam dulu. Jangan kemudian bicara akan bersihkan sepak bola tapi dari dalam sendiri ada pembusukan," kata Zia saat dihubungi Republika.co.id, Senin (20/2/2023). "Karena kalau itu terjadi percuma dong, akan masih ada pengaturan wasit, masih ada tim A yang mau naik lalu tim B yang harus didegradasikan. Ini yang akan mengganggu sportivitas sepak bola itu sendiri. Jadi saya harapkan apapun dalam kegiatan olahraga sportivitas dan respect harus tetap terjaga."
Zia mengatakan, Madura United mendukung penuh pemberantasan terhadap apapun perbuatan yang merusak sportivitas sepak bola Indonesia. Menurutnya, itu akan mengganggu perkembangan sepak bola karena banyak pihak yang dirugikan mulai dari pemain, klub, hingga ke timnas Indonesia. Ia berharap pemberantasan mafia yang dicanangkan Erick tidak hanya sebatas wacana seperti pengurus-pengurus sebelumnya.
Zia juga menekankan semua pihak sama-sama menerapkan kejujuran dan sportivitas, pemain bermain sepak bola dengan benar, pengurus klub mengurus dan mempersiapkan tim yang baik, pelatih yang baik hingga melakukan pembinaan. Menurutnya itu yang akan membuahkan prestasi ke depannya.
"Satu lagi, kalau memang Pak Erick serius yuk mulai dari pengurus PSSI yang hari ini terpilih dan kalau dia pengurus klub harusnya mundur dong, sebagai bentuk respect, agar tidak ada konflik kepentingan. Kasihan Pak Erick kalau hanya Pak Erick yang berkeinginan tapi tidak didukung dari dalam," kata Zia.
Dari daftar 12 Exco PSSI yang terpilih beberapa di antaranya memang merupakan pengurus klub, yakni Endri Erawan (CEO Mitra Kukar), Pieter Tanuri (Komisaris Bali United), Hasnuryadi Sulaiman (CEO Barito Putera), Sumardji (COO Bhayangkara FC), Eko Setyawan (owner Farmel FC), Muhammad (CEO Putra Delta Sidoarjo) dan Rudi Yulianto (manajer Borneo FC).
"Karena ini kepentingan nasional, kalau memang mau berbenah, mau berbakti mau berbuat untuk kepentingan nasional, stop dong. Jangan ada konflik kepentingan yang kemudian membuat tidak baik untuk kepentingan bersama," tegas Zia.