Jumat 17 Mar 2023 17:59 WIB

Plt Menpora Ingatkan Publik Olahraga Harus Netral dan Lepas dari Politik

Muhadjir Effendy menyatakan tak boleh ada diskriminasi di olahraga

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Israr Itah
 Plt Menpora Muhadjir Effendy di Wisma Kemenpora, Jakarta.
Foto: Republika/Afrizal Rosikhul Ilmi
Plt Menpora Muhadjir Effendy di Wisma Kemenpora, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Plt Menpora Muhadjir Effendy ingin mengingatkan publik bahwa olahraga harus netral dan lepas dari persoalan politik. Hal itu dikatakan Muhadjir berkaitan dengan pro-kontra kedatangan timnas Israel U-20 ke Indonesia untuk bermain di Piala Dunia U-20 2023 pada 20 Mei hingga 11 Juni mendatang. Dia mengatakan pemerintah masih mencari jalan keluar dari kondisi ini. 

"Kita harus betul-betul memberikan pemahaman terhadap masyarakat dan publik bahwa olahraga itu ya memang sifatnya harus netral. Netral dan tidak boleh ada diskriminasi, tidak boleh ada pengecualian apalagi berkaitan dengan sepak bola," kata Muhadjir di Media Center Kemenpora, Jumat (17/3/2023).

Baca Juga

Dia menilai, sepak bola adalah salah satu cabang olahraga (cabor) paling universal. Pasalnya, kata dia, pemain tidak butuh apa-apa selain keterampilan bermain bola. Sebab itu, menurutnya, tidak bisa dikaitkan dengan banyak hal di luar sepak bola itu sendiri. 

"Akan tetapi kita juga harus menjaga dan taat kepada konstitusi kita. Apalagi kalau itu berkaitan dengan konstitusi bukan kebijakan. Kalau kebijakan bisa saja berubah, tapi kalau konstitusi kan tidak," ujarnya. 

Menurutnya perlu ada harmonisasi antara regulasi FIFA sebagai organisasi tertinggi sepak bola dunia dengan sikap politik Indonesia sebagai tuan rumah ajang tersebut. Dia mengatakan setiap negara mempunyai aturan dan sikapnya masing-masing. Jadi, kata Muhadjir hal itu tidak bisa diintervensi oleh regulasi apapun termasuk regulasi FIFA.

"Kebijakan negara tertentu, termasuk kalau kita jadi tuan rumah nanti Piala Dunia U-20 2023 itu, kita tidak bisa intervensi. Dia sangat otonom, sehingga kalau nanti ada sesuatu yang harus diharmonisasikan, antara regulasi yang berlaku di FIFA dengan aturan Indonesia, termasuk sikap politik Indonesia, itu nanti harus ada pembicaraan," katanya.

"Ini yang sedang kita rancang. Namun saya yakin FIFA pasti kooperatif karena kita juga sangat kooperatif dan pengalaman kita dengan FIFA juga cukup panjang. Kita punya harapan di situ saja," ujarnya menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement