REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gianluigi Buffon menyebut kemenangan Manchester United (MU) di Liga Champions 2019 atas Paris Saint-Germain sebagai penyesalan terbesar dalam kariernya. PSG yang unggul 2-0 pada leg pertama babak 16 besar harus tersingkir saat bermain di kandang melawan pemain-pemain muda MU.
MU terbang ke Paris pada bulan Maret tahun itu dengan defisit dua gol yang harus ditebus, setelah dikalahkan 2-0 dari PSG yang gemilang pada leg pertama babak 16 besar mereka. The Reds hanya memiliki sedikit atau bahkan tidak ada peluang untuk maju ke delapan besar, tetapi membalikkan kedudukan karena menang 3-1, lolos dengan keunggulan agregat gol tandang.
Romelu Lukaku mencetak dua gol untuk tim Ole Gunnar Solskjaer. Namun gol Juan Bernat tampaknya membuat tim Prancis itu lolos saat 90 menit berlalu. Namun ketika tembakan spekulatif Diogo Dalot mengenai lengan Presnel Kimpembe, VAR mengirim wasit ke monitor dan United mendapat hadiah penalti pada menit ke-94.
Marcus Rashford mencetak penalti ke gawang Buffon yang berpengalaman, untuk mengirim The Reds ke babak berikutnya dan sekali lagi menyingkirkan PSG lebih awal di kompetisi yang mereka idam-idamkan trofinya.
Malam tragis itu tidak akan pernah dilupakan oleh kiper legendaris Italia Buffon. "Kami membuangnya," kata Buffon dikutip dari Manchester Evening News, Kamis (23/3/2023). "Mereka bermain di Paris dengan anak-anak. Ada (David) De Gea, Lukaku dan Rashford tetapi yang lainnya masih muda. Kami membuat kekacauan secara mental. Mungkin (itu) penyesalan terbesar dalam karir saya. Kami sangat kuat, sebuah tim besar," ujarnya.
Dengan kejayaan di Paris tersebut, MU ternyata gagal melangkah lebih jauh dari perempat final setelah kalah agregat 4-0 dari Barcelona. PSG, sementara itu, belum menuntaskan target utama menjuarai Liga Champions sejak dibeli oleh Qatar Sports Investments pada 2011.