Jumat 24 Mar 2023 21:09 WIB

Isu Timnas Israel Jadi Tunggangan Politik Jelang Piala Dunia U-20? Suporter: Tolong Stop

Belakangan, tiba-tiba banyak yang mempermasalahkan timnas Israel.

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Petugas melakukan perawatan rumput di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Kota Bandung, Jumat (24/3/2023). Stadion GBLA terus bebenah untuk perhelatan Piala Dunia U-20 Mei 2023 mendatang. Sebelumnya, perbaikan dan renovasi Stadion GBLA sudah mencapai 90 persen. Pemkot Bandung berharap Stadion GBLA lolos dalam standar FIFA dan menjadi salah satu stadion tempat penyelenggaraan Piala Dunia U-20.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Petugas melakukan perawatan rumput di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Kota Bandung, Jumat (24/3/2023). Stadion GBLA terus bebenah untuk perhelatan Piala Dunia U-20 Mei 2023 mendatang. Sebelumnya, perbaikan dan renovasi Stadion GBLA sudah mencapai 90 persen. Pemkot Bandung berharap Stadion GBLA lolos dalam standar FIFA dan menjadi salah satu stadion tempat penyelenggaraan Piala Dunia U-20.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dukungan suporter sepak bola Indonesia dinilai bisa membantu kesuksesan penyelenggaraan Piala Dunia U-20 2023. Sayangnya, gelaran Piala Dunia U-20 2023, yang bakal dihelat di Indonesia, dibayang-bayangi polemik soal penolakan kehadiran Timnas Israel U-20. 

Terkait hal ini, Presidium Nasional Suporter Sepak Bola Indonesia (PN-SSI) menggelar diskusi suporter Timnas Indonesia bertajuk,''Suara Suporter: Piala Dunia U-20 Harga Mati. Dari tajuk ini, kelompok suporter Timnas Indonesia menyuarakan dukungan untuk tetap digelarnya Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia.

Baca Juga

Hadir dalam diskusi ini sebagai narasumber, Dewan Pengarah PN-SSI, Tauhid Indrasjarief, Ketua Umum Forum Akademisi Peduli Sepak Bola Indonesia (FAPSI), Dr. Amsori, Koordinator Save Our Soccer, Akmal Marhali, dan Head of Department of Supporter Development & Fan Engagement (DSDFE) PSSI, Budiman Dalimunthe.

Pada forum diskusi tersebut, Akmal menyampaikan, suporter adalah nyawa dari permainan sepak bola. Beberapa waktu ke belakang, banyak pro dan kontra yang muncul di masyarakat terkait perhelatan U-20 di Indonesia, terutama soal keikutsertaan Israel dalam ajang ini. 

''Satu hal yang harus kita ingat, tugas kita sebagai suporter adalah mengawal Piala U-20 202 sampai tuntas, sesuai judul diskusi kita sore ini, Piala Dunia U-20 harga mati,'' kata Akmal dalam keterangan resmi yang diterima republika.co.id, Jumat (24/3/2023).

Ketua Umum FAPSI, Dr. Amsori, menyebut, magnet suporter Indonesia luar biasa. Piala Dunia U-20 harus jadi momentum kebangkitan suporter sepak bola di Indonesia. ''Kita gaungkan kampanye sepak bola yang sehat, yang mengutamakan solidaritas tanpa menghilangkan rivalitas. Kita harus fokus pada substansi penyelenggaraan Piala U-20 2023 dan dampaknya pada sepak bola Indonesia,'' tutur Amsori.

Persoalan penolakan Israel, para suporter harus memahami bahwa Indonesia hanya sebatas penyelenggara. Amsori pun meminta, gelaran Piala Dunia U-20 sebagai agenda sepak bola tidak dikaitkan dengan politik. Tugas utama suporter Indonesia, ujar Amsori, adalah menunjukan Indonesia sebagai tuan rumah yang baik.

''Tugas kita disitu jangan masuk ke arah sana (politik). Kita harus tunjukan Indonesia sebagai tamu baik bagi para tamunya. Kita harus siap dengan berbagai kemungkinan yang ada. Kalau dia anggota FIFA dan lolos kualifikasi, maka dia harus diterima. Israel ikut serta dalam berbagai cabang olahraga di Indonesia, misalnya bulu tangkis. Terkait keikutsertaan Israel ini, mengapa sepak bola kemudian menjadi sorotan? Karena sepak bola memiliki massa juga dampak yang sebesar itu,'' kata Amsori

Dewan Pengarah PN-SSI, Tauhid Indrasjarief, yang akrab disapa Bung Ferry, menyampaikan jangan membatasi kreativitas suporter dalam menunjukkan dukungan. Suporter merupakan garis terdepan yang mendukung klub ataupun tim yang bermain. 

''Selama ini, kita lihat suporter begitu ekspresif dalam menunjukkan dukungan. Bahwa memang ada hal-hal yang menuju anarkis, ini menjadi pekerjaan rumah kita bersama sebagai suporter untuk membuktikan bahwa kita adalah supoerter yang taat peraturan dan taat hukum. Selebihnya, biarlah menjadi tugas aparat dalam mengamankan,'' tutur Ferry yang merupakan salah satu pendiri Jak Mania tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement