REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Chelsea mencatatkan kerugian sebesar 121,3 juta poundsterling atau sekitar Rp 2,26 triliun dalam neraca keuangan pada musim lalu. Kerugian ini tidak terlepas dari sanksi yang diberikan Pemerintah Inggris pada pengusaha asal Rusia, Roman Abramovich, yang saat itu masih menjadi pemilik the Blues.
Pemerintah Inggris memang sempat memberikan sanksi kepada Abramovich lantaran dianggap memiliki peran dan andil dalam serangan Rusia ke Ukraina pada akhir Februari 2022. Serangan yang mengawali perang antara Rusia dan Ukraina yang masih berlangsung hingga saat ini.
Dalam sanksi tersebut, Pemerintah Inggris membekukan seluruh aset Abramovich, termasuk dengan membatasi aktivitas bisnis Chelsea. Ujungnya, Abramovich memutuskan untuk melepaskan kepemilikan the Blues pada Maret 202. Namun, selama periode tersebut, Chelsea kesulitan mendapatkan pemasukan.
Kala itu, the Blues dilarang menjual tiket pertandingan, yang berimbas pada hilangnya pemasukan. Begitu pula dengan berbagai pembatasan dalam dana operasional. Kondisi ini mulai membaik buat Chelsea pada akhir Mei 2022, tepatnya saat konsorsium Clearlake Capital resmi mengakuisi Chelsea.
Konsorsium bentukan pengusaha asal Amerika Serikat, Todd Boehly, itu dilaporkan mengambil alih kepemilikan the Blues dengan nilai transaksi mencapai 4,25 miliar poundsterling. Namun, kehadiran pemilik anyar tidak serta merta menghindarkan Chelsea dari kerugian yang cukup besar, terutama di pengujung era Abramovich.
''Selama periode tersebut, klub mendapatkan berbagai larangan di sejumlah area. Mulai dari kemampuan menjual tiket pertandingan, menjual merchandise, kerja sama komersial, begitu pula dengan melepas pemain. Semua ini berimbas pada hilangnya pemasukan dan meningkatnya pengeluaran serta kerugian,'' tulis pernyataan resmi Chelsea seperti dilansir ESPN, Selasa (28/3/2023).
Kendati begitu, keuntungan Chelsea sempat mengalami peningkatan pada tahun sebelumnya, dari 434 juta poundsterling menjadi 481,3 juta poundsterling. Peningkatan keuntungan ini lantaran mulai meningkatkan jumlah kesepakatan komersial dan kembalinya penonton ke stadion pascapandemi Covid-19. Pun dengan peningkatan nilai keuntungan kerja sama komersial dengan pihak lain, yang mencapai 177 juta poundterling.
''Pemasukan yang lebih tinggi diimbangi dengan meningkatkan jumlah pengeluaran, termasuk biaya pertandingan dan staf. Hal ini berkontribusi terhadap kerugian sebelum biaya pemain hingga mencapai 26,6 juta poundterling untuk akhir laporan per 30 Juni 2022, dan total kerugian bersih mencapai 121,3 juta poundsterling,'' lanjut pernyataan resmi Chelsea tersebut.