Rabu 29 Mar 2023 18:40 WIB

Pulang Umroh, Ketua NOC Indonesia Langsung Komunikasi dengan Ketum PSSI

Okto minta semua pihak bersatu untuk Piala Dunia U-20.

Rep: Fitrianto/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Delegasi FIFA meninjau Stadion Kapten I Wayan Dipta di Gianyar, Bali, Senin (27/3/2023). Kunjungan tersebut dilakukan untuk meninjau kesiapan Stadion Kapten I Wayan Dipta sebagai salah satu lokasi penyelenggaraan Piala Dunia U-20 pada Mei 2023.
Foto: ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Delegasi FIFA meninjau Stadion Kapten I Wayan Dipta di Gianyar, Bali, Senin (27/3/2023). Kunjungan tersebut dilakukan untuk meninjau kesiapan Stadion Kapten I Wayan Dipta sebagai salah satu lokasi penyelenggaraan Piala Dunia U-20 pada Mei 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua NOCI Indonesia (Komite Olimpiade Indonesia/KOI), Raja Sapta Oktohari yang baru pulang dari Ibadah Umroh Selasa (28/3/2023) langsung melakukan komunikasi dengan Ketua Umum PSSI Erick Thohir dan Gubernur Bali I Wayan Koster membahas kondisi terkini Piala Dunia U-20. KOI yang ikut bertanggung jawab terhadap 67 cabang olahraga di tanah air, termasuk PSSI ingin setiap kejuaraan internasional di tanah air dari cabang olahraga apapun dapat berjalan sukses. Dan mematuhi statuta atau aturan dari federasi internasional.

"Saya kemarin sore baru pulang dari umroh dan langsung komunikasi dengan Erick Thohir dan sorenya dengan pak Wayan Koster. Nah saya melihat bahwa memang komunikasi harus rata," kata Okto sapaan akrab Raja Sapta Oktohari kepada media Rabu (29/3/2023) di Jakarta.

Baca Juga

"Saya jelaskan kepada Pak Gubernur kemarin, kami di KOI bukan pertama kali mengadakan kegiatan. Jadi sebelumnya kita sudah ada kegiatan yang lain dan kembali lagi, setiap cabor punya statuta sendiri-sendiri. Apabila terjadi konflik harus ada komuninkasi."

"Ini yang terjadi dengan PSSI lewat Erick Thohir yang bertemu langsung dengan FIFA. Kami menjelaskan nanti kalau seandainya kurang berkenan kami cari solusinya. Sehingga nama indonesia ini tetap bisa kita jaga," ujarnya.

Ia menegaskan, jangan sampai gara-gara satu hal yang dirugikan nama besar Indonesia. Indonesia terlalu besar untuk dikerdilka. "Dan jangan sampai kita dikucilkan dari pergaulan internasional," ujar Okto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement