Sabtu 01 Apr 2023 03:30 WIB

Kiper Timnas U-20 Ungkap Kekecewaan Gagal Main di Piala Dunia U-20 Setelah Berlatih Keras

Aditya mengaku tak terpuruk karena mendapatkan dukungan dari banyak pihak.

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Israr Itah
 Anggota Timnas U-20 Indonesia Arkhan Kaka (kiri tengah) dan Aditya Arya Nugraha (kanan tengah) berbincang dengan wartawan sambil memegang plakat bergambar pita hitam sebagai tanda berkabung menyusul pengumuman FIFA yang mencabut status tuan rumah Indonesia untuk Piala Dunia U-20 2023 selama reli di Jakarta, Jumat (31/3/2023). FIFA resmi mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 mendatang, dengan potensi sanksi terhadap Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) akan diputuskan di kemudian hari.
Foto: EPA-EFE/MAST IRHAM
Anggota Timnas U-20 Indonesia Arkhan Kaka (kiri tengah) dan Aditya Arya Nugraha (kanan tengah) berbincang dengan wartawan sambil memegang plakat bergambar pita hitam sebagai tanda berkabung menyusul pengumuman FIFA yang mencabut status tuan rumah Indonesia untuk Piala Dunia U-20 2023 selama reli di Jakarta, Jumat (31/3/2023). FIFA resmi mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 mendatang, dengan potensi sanksi terhadap Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) akan diputuskan di kemudian hari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kiper timnas Indonesia U-20 Aditya Arya Nugraha mencurahkan kekecewaannya gagal tampil di Piala Dunia U-20 2023 setelah FIFA mencabut status tuan rumah Indonesia. Menurutnya semua persiapan yang sudah dilakukan oleh timnas Indonesia U-20 selama mengikuti pemusatan latihan (TC) bersama pelatih Shin Tae-yong menjadi sia-sia.

Aditya menjelaskan ia bersama pemain-pemain lain telah berjuang selama dua tahun terakhir dengan meninggalkan keluarga untuk mengikuti beberapa TC mulai dari dalam negeri hingga di luar negeri. Setelah melewati beberapa latihan dan laga uji coba, mereka pun sudah mengalami peningkatan dan siap beraksi di Piala Dunia U-20. 

Baca Juga

Namun, semua mimpi itu sirna setelah FIFA menganggap ada intervensi dari pemerintah pasca penolakan terhadap timnas Israel oleh Gubernur Bali I Wayan Koster dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. "Kami persiapan sudah jauh-jauh hari, dari 2020 kami TC di luar negeri juga di Korea, Turki, Spanyol, semua persiapan sudah matang. Tapi tinggal dua bulan lagi malah hancur," kata Aditya kepada wartawan, Jumat (31/3/2023).

Namun, pemain Persebaya Surabaya itu mengatakan dengan banyaknya dukungan yang diterima dari keluarga, teman dan masyarakat Indonesia, ia dan kawan-kawan tidak lagi terpuruk dalam kesedihan. Menurutnya mereka harus menerima kenyataan ini dan bangkit untuk tetap melaju mengejar mimpi-mimpi yang lain. 

"Kami jadi merasa nggak sendirian gitu, ada dukungan dari orangtua juga. Itu juga yang membuat kami bangkit untuk melaju lebih jauh lagi dan membuktikan di ajang-ajang berikutnya," kata Aditya. 

Saat ini, pemain berusia 18 tahun itu hanya bisa berharap agar tidak ada sanksi keras dari FIFA setelah gagal memenuhi perjanjian Government Guarentee untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Ia mendukung Ketua Umum PSSI Erick Thohir melakukan negosiasi dengan FIFA agar tidak ada sanksi yang diterima Indonesia. 

"Untuk harapan terdekat semoga kita nggak kena sanksi dari FIFA. Untuk lebih jauhnya lagi semoga PSSI bisa lebih baik, mengorganisasi lebih bagus lagi," kata Aditya. "Agenda selanjutnya kami belum mengetahui, kami masih menunggu kabar dari Pak Erick Thohir yang baru bertemu FIFA. Selanjutnya akan dikasih tahu lagi," ujarnya menambahkan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement