REPUBLIKA.CO.ID, SAN SIRO -- Pelatih Benfica Roger Schmidt masih menyimpan rasa percaya diri bahwa timnya dapat membalikkan defisit agregat 2-0 saat melawan Inter Milan pada leg kedua perempat final Liga Champions, di Stadion San Siro, Kamis (20/4/2023) dini hari WIB. Meskipun ia mengakui itu sulit namun bukan tidak mungkin Benfica melakukannya.
Nerazzuri favorit untuk melangkah ke semifinal berkat keunggulan agregat 2-0. Mereka menang dua gol tanpa balas di leg pertama berkat gol yang dicetak oleh Nicolo Barella dan Romelu Lukaku. Meski demikian, dengan dihapusnya aturan gol tandang maka peluang Benfica lolos ke semifinal masih terbuka lebar.
“Kami perlu mencetak gol, yang telah kami buktikan bisa kami lakukan di pertandingan-pertandingan penting Liga Champions,” kata sang pelatih dalam konferensi persnya dilansir dari football italia, Rabu (19/4/2023).
Ia mengeklaim Benfica sejatinya juga memiliki peluang mencetak gol di leg pertama. Hanya saja pemainnya tidak bisa memanfaatkan peluang itu dengan baik. Menuju laga leg kedua, Schmidt akan mendorong pemainnya fokus dan melepaskan segala emosi atas kegagalan di leg pertama.
Ia menegaskan di laga nanti saatnya Benfica membuktikan bahwa tim ini pantas berada di kompetisi terelit di Eropa. Schmidt akan mendorong pemainnya mencetak gol di awal laga. Karena itu dinilai sebagai kunci untuk mengubah keseluruhan pertandingan.
“Saya telah melihat tim saya bermain dalam performa terbaiknya dan ada peningkatan besar dari performa yang saya lihat pekan lalu,” ujarnya.
Sebelum kalah dari Inter, Benfica tidak terkalahkan di Liga Champions musim ini. Mereka mencatatkan enam kemenangan dan dua hasil seri. Satu-satunya kebuntuan saat laga tanda dan kandang yaitu ketika melawan PSG.
Atas catatan apik itu, Schmidt percaya kepada pasukannya bisa membuat perbedaan di leg kedua. Memang untuk membalikkan defisit dua gol di kandang lawan, diakuinya sulit. Tetapi dalam sepakbola apapun bisa terjadi.