REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kamboja baru pertama kalinya menjadi tuan rumah penyelenggara SEA Games setelah 64 tahun bergulir. Tuan rumah tampaknya belum siap melaksanakan gelaran multievent terbesar di Asia Tenggara yang berlangsung 5 hingga 17 Mei 2023 ini.
Sejumlah kekurangan banyak mewarnai setiap cabang olahraga. Bukan penyelenggaraan atau wasit, melainkan dari elemen mendasar, yakni faktor lapangan. Salah satu yang menjadi sorotan adalah venue basket 5x5 di Morodok Techo National Stadium.
Buruknya lapangan basket ini diunggah oleh media Filipina Spin.ph lewat Instagram resmi mereka. Terekam betapa lapangan basket yang akan digunakan untuk pertandingan benar-benar tidak layak dan dapat membahayakan para pemain.
Dalam video itu, lapangan basket hanya dilapisi karpet, tidak standar seharusnya dari kayu. Sebagian lemnya mengelupas dan membuat lapangan sangat membahayakan pemain bahkan wasit. Jika tidak diperbaiki segera, ada peluang pemain atau wasit cedera karena tersandung.
Andai diperbaiki, lapangan ini tetap kurang layak. Sebab biasanya jenis lapangan standar menggunakan kayu untuk meredam tekanan kepada lutut pemain. Lapangan dengan karpet juga membuat rawan cedera engkel. Pemain biasa mengakalinya dengan menggunakan sepatu yang lebih meredam tekanan.
Selain itu, venue basket juga tidak dilengkapi dengan pendingin udara. Dalam cuaca yang tengah terik, kalau siang bisa mencapai 37 derajat Celsius, bermain basket dalam ruang tanpa pendingin udara pastinya akan sangat menyiksa pemain. Lapangan ini juga tanpa ruang ganti pemain.
Soal lapangan ini menjadi candaan netizen Filipina yang barusan patah hati karena tim 3x3 mereka ditaklukkan tuan rumah Kamboja yang bermaterikan tiga pemain naturalisasi.
"Jadi, mereka bisa mengimpor pemain, tapi tidak untuk lapangan standar, geleng-geleng kepala," tulis salah satu warganet Filipina.
"Mereka juga butuh lapangan naturalisasi," kata salah satu netizen lainnya.