Selasa 09 May 2023 18:47 WIB

Ernst & Young Hadapi Tantangan Saat Audit Tiga Periode Kepengurusan PSSI

Pada periode 2017-2019, laporan keuangan PSSI tak tercatat sama sekali pembukuannya.

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Endro Yuwanto
Anggota Exco PSSI Arya Sinulingga mengungkapkan, proses awal audit forensik catatan keuangan PSSI oleh Ernst & Young masih berjalan dan menghadapi sejumlah tantangan, Selasa (9/5/2023).
Foto: Dok PSSI
Anggota Exco PSSI Arya Sinulingga mengungkapkan, proses awal audit forensik catatan keuangan PSSI oleh Ernst & Young masih berjalan dan menghadapi sejumlah tantangan, Selasa (9/5/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Arya Sinulingga mengungkapkan proses awal audit forensik catatan keuangan PSSI oleh Ernst & Young masih berjalan dan menghadapi sejumlah tantangan. Ia menjelaskan audit yang dilakukan oleh firma audit nomor empat terbesar di dunia itu akan dilakukan terhadap tiga periode kepengurusan PSSI.

"Proses awal audit sedang berjalan berdasarkan MoU penjajakan antara PSSI dan E&Y. Informasi awal yang bisa kami berikan, dari internal review PSSI, ada tiga periode yang akan diaudit. Periode 2017-2019, lalu 2019-2023, dan periode di kepengurusan Pak Erick Thohir, yang baru berjalan tiga bulan," kata Arya dalam keterangannya, Selasa (9/5/2023).

Baca Juga

Sesuai MoU antara PSSI dengan Ernst & Young, yang diteken 21 April 2023 lalu, pada tahap pertama ini kedua pihak sepakat melakukan penelaahan atas rencana pelaksanaan audit forensik atau investigasi terbaik pencatatan keuangan PSSI.

Selanjutnya, pihak auditor pada pertemuan awal itu langsung meminta data-data yang meliputi, badan hukum, struktur organisasi PSSI, laporan keuangan sejak 2017 hingga 2023, transaksi keuangan, sistem akuntansi yang digunakan, alokasi penggunaan sumber dana dari FIFA dan AFC, serta hubungan kerja sama dengan PT Liga Indonesia Baru (LIB) sebagai operator kompetisi Liga 1 dan Liga 2.

Dari internal review didapati kenyataan di periode 2017-2019, laporan keuangan PSSI tidak tercatat sama sekali pembukuannya sehingga PSSI harus menggunakan jasa IT untuk mendapatkan data-data dari e-mail bagian keuangan di periode tersebut. "Ada beberapa data fisik, namun tidak jelas. Misalnya, ada pengeluaran cek, namun tidak ada perinciannya," kata Arya.

Selanjutnya, Arya mengungkapkan, pada tahun 2019-2023, laporan keuangan PSSI sudah mulai tertata dan ada perbaikan, dalam urusan transaksional dan prosedur pengeluaran dana. Namun, akuntansi yang digunakan masih manual dan tidak menggunakan sistem akuntansi apapun.

Di era kepengurusan baru, Ketua Umum PSSI Erick Thohir berkomitmen memperbaiki pola pencatatan keuangan organisasi. "Pak Erick ingin ada perubahan. Tahun 2023, di periode kepengurusan baru Pak Erick, kami akan menggunakan sistem akuntansi yang benar dan valid, sesuai hasil masukan dari firma audit E&Y. Kami ingin laporan keuangan PSSI tercatat rapi," ujarnya.

Sebelunnya, Erick telah mengungkapkan alasan pentingnya mengaudit keuangan di PSSI sebagai langkah bersih-bersih. Ia ingin otoritas sepak bola tertinggi Tanah Air jadi organisasi yang profesional.

"Audit ini krusial agar ada kejelasan dan perbaikan pada pengelolaan keuangan pada seluruh pemangku kepentingan persepakbolaan Indonesia," kata Erick menjelaskan. "Sepak bola ini milik rakyat. Kami yang ditugaskan untuk membersihkan harus mengambil sikap untuk terbuka agar bisa dipertanggungjawabkan. Saya tidak ingin ada yang saling menyalahkan atau menjatuhkan."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement