Jumat 19 May 2023 08:31 WIB

Asisten Pelatih di Balik Konstruksi Permainan Timnas U-22 Racikan Indra Sjafri; Bima Sakti

Bima adalah pelatih U-16 yang membawa timnya juara Piala AFF junior.

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Para asisten pelatih timnas U-22 berfoto bersama dengan medali emas SEA Games 2023.Bima Sakti (ketiga kiri).
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelatih Kepala Timnas Indonesia U-22, Indra Sjafri, menegaskan cukup yakin kombinasi personel di tim pelatih Garuda Nusantara bisa membuahkan hasil maksimal di gelaran SEA Games 2023. Kurang lebih dua bulan pasca mengumumkan tim pelatih anyar Garuda Nusantara, pelatih asal Sumatra Barat itu membawa Garuda Nusantara mereguk kesuksesan di SEA Games 2023.

Marselino Ferdinan dan kawan-kawan menundukkan Thailand, 5-2, di partai final cabang olahraga sepak bola putra SEA Games 2023, Selasa (16/5/2023) malam WIB. Torehan ini sekaligus menjadi raihan medali emas pertama Indonesia di cabor sepak bola putra SEA Games sejak 1991 silam.

Baca Juga

Kesuksesan ini rasanya tidak bisa dilepaskan dari kehadiran para asisten pelatih, yang berada di belakang Indra Sjafri. Apabila ditarik mundur ke belakang, Indra sempat menyusun ulang daftar tim pelatih Timnas Indonesia U-22. Sejumlah legenda sepak bola Indonesia diminta membantu Indra Sjafri sebagai asisten pelatih.

Tepatnya, pada awal Maret silam, Bima Sakti Tukiman menjadi salah satu nama asisten pelatih Indra Sjafri di Timnas Indonesia. Selain Bima Sakti, Indra juga menyertakan Sahari Gultom, Kurniawan Dwi Julianto, dan Eko Purdjianto. Nama-nama pelatih ini sebenarnya bukan nama yang asing di Timnas Indonesia, khususnya Bima Sakti.

Sejak 2017 atau seiring dengan penunjukan Luis Milla, Bima mendapatkan tanggung jawab sebagai asisten pelatih Milla, baik saat menukangi timna senior ataupun timnas Indonesia U-23. Saat itu, Bima telah mengantongi lisensi kepelatihan B AFC.

Bima bahkan sempat dipercaya menukangi Timnas Indonesia senior pasca kepergian Milla pada 2018 silam. Bima menggantikan pelatih asal Spanyol itu dan memimpin Timnas Indonesia tampil di Piala AFF 2018. Sayangnya, Indonesia gagal melaju ke babak semifinal dalam ajang tersebut.

Begitu pula, dengan kegagalan Indonesia meraih titel di Piala AFF U-15 dan harus puas finish di peringkat ketiga. Namun, Indra Sjafri, yang memangku jabatan sebagai Direktur Teknik Timnas Indonesia, pun tidak pernah ragu dan terus mempertahankan Bima Sakti sebagai pelatih timnas di level umur. Bima Sakti akhirnya membuktikan kemampuannya menangani Timnas Indonesia U-16. 

Pelatih asal Balikpapan itu membawa Timnas Indonesia U-16 tampil sempurna di gelaran AFF U-16 pada 2022 silam. Membungkam Vietnam, 1-0, di partai final, yang digelar di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Indonesia merengkuh titel Piala AFF U-16. Titel ini sekaligus menjadi trofi pertama pelatih berusia 47 tahun itu di sepanjang kiprahnya sebagai pelatih. 

Di Timnas Indonesia U-22, Bima Sakti mendapatkan tugas dari Indra untuk memompa performa para gelandang Garuda Nusantara. Saat masih aktif sebagai pemain, Bima Sakti memang dikenal sebagai salah satu gelandang terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Tidak hanya piawai dalam mengatur permainan di lini tengah, Bima Sakti juga memiliki fisik yang prima dan tendangan yang akurat.

Torehan gelar juara Liga Indonesia bersama PSM Makasar sekaligus menyabet pemain terbaik Liga Indonesia pada musim 1999/2000 menjadi penanda kemampuan eks jebolan primavera tersebut. Pun dengan kontribusi Bima Sakti saat memperkuat Timnas Indonesia. 

Mulai memperkuat Tim Garuda pada 1995 dalam usia 19 tahun hingga akhirnya pensiun dari timnas pada 2001, Bima Sakti menjadi langganan di lini tengah dan mengoleksi 59 caps. Seperti halnya Kurniawan Dwi Julianto, medali perak SEA Games 1997 menjadi prestasi terbaik Bima Sakti saat memperkuat Tim Garuda.

Kendati begitu, pengalaman dan sepak terjang Bima Sakti di atas lapangan membuatnya masih menjadi idola buat para pemain muda. Bima Sakti pun dikenal sebagai pelatih yang mampu membangun kedekatan yang cukup baik dengan para pemain, terutama dalam memberikan motivasi dan aspek nonteknis.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement