Selasa 23 May 2023 14:56 WIB

Wasit-Wasit Lokal Diminta tak Cemas dengan Kerja Sama PSSI-Jepang, Soal Apa?

Wasit lokal diminta segera meningkatkan kredibilitas.

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Ketua Umum PSSI Erick Thohir (kedua kanan) didampingi Wakil Ketua Umum PSSI Zainudin Amali (kanan) menandatangani kerjasama dengan Asosiasi Sepak Bola Jepang (JFA) untuk pengembangan sepak bola Indonesia.
Foto: dok JFA
Ketua Umum PSSI Erick Thohir (kedua kanan) didampingi Wakil Ketua Umum PSSI Zainudin Amali (kanan) menandatangani kerjasama dengan Asosiasi Sepak Bola Jepang (JFA) untuk pengembangan sepak bola Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat sepak bola Indonesia Kesit Budi Handoyo optimistis banyak keuntungan yang akan didapat dari kerja sama antara PSSI dengan Asosiasi Sepak Bola Jepang (JFA). Seperti diketahui, PSSI dan JFA telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) yang di dalamnya berisi tiga poin penting bagi pengembangan sepak bola Indonesia.

Poin pertama yang tertuang dalam MoU tersebut adalah pengembangan sepak bola putri, Liga Jepang (J-League) dijadikan benchmark alias tolok ukur untuk kompetisi sepak bola Indonesia, dan terakhir peningkatan kualitas perwasitan di Liga Indonesia dengan mendatangkan wasit-wasit dari Jepang. 

Baca Juga

"Intinya, banyak yang bisa didapat dari kerja sama antara PSSI dengan Jepang, karena mereka memang sudah sangat mapan dan matang (dalam sepak bola)," kata Kesit saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (23/5/2023). "Diharapkan kerja sama ini akan memberikan dampak yang signifikan bagi perkembangan dan pembangunan sepak bola nasional dari semua aspek, apakah itu liga, tim nasional, pemain, dan wasit," ujarnya menambahkan.

Meski demikian, ada kekhawatiran munculnya beberapa kendala ketika PSSI memanggil wasit dari Jepang. Pasalnya, jika PSSI menggunakan wasit dari Jepang, secara otomatis 'jatah tiup' alias kesempatan untuk memimpin pertandingan bagi wasit-wasit lokal akan berkurang. Mengenai hal itu, Kesit menilai peningkatan kualitas Liga Indonesia juga tak kalah penting.

"Kalau terkait kesejahteraan wasit, kembali kepada wasit-wasit itu sendiri apakah mereka mau menjadikannya sebagai profesi, jangan lagi dijadikan pekerjaan. Ini menyangkut soal profesionalisme. Jadi, kalau ada wacana menyejahterakan wasit, ya organisasinya dulu dibenahi. Kita belum memiliki wadah organisasi wasit," kata Kesit.

Setidaknya dengan menggunakan wasit Jepang, isu tentang pengaturan skor atau mafia sepak bola bisa sedikit teratasi. "Memang gak jadi jaminan juga. Tapi paling tidak mengurangi terjadinya atur-atur skor. Makanya wasit-wasit Indonesia kalau mau dipercaya kredibiltasnya ya harus profesional menjalankan profesinya," ujarnya menambahkan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement