Selasa 23 May 2023 23:22 WIB

CEO Serie A Italia Janjikan tidak Ada Toleransi untuk Rasialisme

Italia telah melarang sekitar 170 penggemar Juventus yang menghina Lukaku.

Salah satu pertandingan Serie A Liga Italia yang mempertemukan Torino dan Fiorentina.
Foto: Tano Pecoraro/LaPresse via AP
Salah satu pertandingan Serie A Liga Italia yang mempertemukan Torino dan Fiorentina.

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Sepak bola Italia akan mengambil pendekatan "tanpa toleransi" terhadap para penggemar yang rasialis dengan menggunakan teknologi untuk membantu mengidentifikasi para pelanggar. Mereka nantinya akan dilarang masuk ke stadion, demikian dikatakan oleh CEO Serie A Luigi De Siervo, Selasa (23/5/2023).

Masalah pelecehan rasial terhadap pemain menjadi agenda utama dalam sepak bola Eropa. Pemain Real Madrid Vinicius Jr kembali menjadi sasaran ujaran rasial selama pertandingan akhir pekan lalu ketika melawan Valencia di Spanyol.

Baca Juga

"Ada di stadion, seperti halnya di masyarakat, sejumlah orang yang rasialis," ujar De Siervo kepada wartawan, dikutip Reuters. "Hari ini dengan teknologi dan mikrofon stadion, mereka dapat didengar dan kami dapat menghukum mereka. Ini sebuah pertempuran, seperti tumor, Anda harus menghilangkannya secara sistematis meskipun itu kambuh." 

De Siervo mencatat bahwa Italia telah melarang sekitar 170 penggemar Juventus setelah mereka melontarkan makian kepada pemain Inter Milan, Romelu Lukaku, dalam pertandingan semifinal Coppa Italia bulan lalu. Ia menyebutnya sebagai contoh jalan menuju nol toleransi bagi para pelaku hinaan rasial.

Pemerintah Italia akan menginvestasikan 10 juta euro untuk mempromosikan Serie A di luar negeri, menggunakan dana tersebut untuk mendukung kampanye "Made in Italy", kata De Siervo kepada para wartawan pada konferensi pers.

Serie A telah tergelincir di belakang Liga Primer Inggris dan La Liga Spanyol dalam hal kekuatan pendapatan, dan sepak bola Italia telah berjuang dengan kekerasan penggemar dan skandal lainnya.

Juventus, klub tersukses dalam sepak bola Italia, terkena hukuman pengurangan 10 poin pada Senin (22/5/2023) sebagai bagian dari salah satu penyelidikan terhadap akuntansi klub.

Namun, De Siervo mengatakan bahwa investasi oleh dana dari luar negeri dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa Serie A sedang dalam proses pemulihan. Kehadiran klub-klub Italia di tiga final besar Eropa musim ini menggarisbawahi pemulihan tersebut.

Dia mengatakan, kasus Juventus yang berkaitan dengan akuntansi transfer menunjukkan bahwa Italia sedang menangani masalah industri. "Kami adalah satu-satunya negara dewasa yang melihat masalah ini dan mencoba menyelesaikannya untuk masa depan," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement