REPUBLIKA.CO.ID,MANCHESTER -- Pelatih Manchester United Erik ten Hag mengungkapkan bahwa hubungannya dengan penyerang Chelsea Hakim Ziyech sangat dalam bahkan ikatan seumur hidup. Ten Hag dan Ziyech menikmati masa-masa indah bersama Ajax Amsterdam saat membawa klub asal Belanda itu ke final Liga Champions 2019.
Ziyech memilih bertahan di Ajax waktu itu di saat banyak klub mengincar banyak pemain klub tersebut. Matthijs de Ligt dan Frenkie de Jong pergi lebih dulu sebelum Ziyech merapat ke Chelsea pada tahun 2020.
Pemain asal Maroko itu telah masuk ke dalam daftar jual Chelsea musim ini. Ia hampir pergi pada Januari namun gagal. Dilansir dari mirror.co.uk, Sabtu (27/5) Ten Hag terlihat berbincang-bincang dengan Ten Hag pada Kamis (26/5) kemarin setelah Chelsea kalah dari MU.
"Itu antara Hakim dan saya. Kami telah mengalami banyak hal bersama, hal-hal indah. Ada ikatan seumur hidup,” ujar Ten Hag ketika ditanya tentang isi pembicaraan tersebut.
Menurut Ten Hag, Ziyech harus bermain setiap pekan. Pesepakbola seperti Ziyech harus selalu ada di lapangan pertandingan.
Ziyech hanya mencatatkan 24 pertandingan di semua kompetisi musim ini, beberapa di antaranya sebagai pemain pengganti. Ziyech hanya bermain satu kali saat Chelsea melaju ke perempat final Liga Champions.
Dengan satu pertandingan sisa musim ini, Ziyech terancam menjalani musim tampa mencetak gol. Menit-menitnya sudah terbatas sebelum jendela transfer Januari di mana kedatangan Joao Felix dan Mykhylo Mudryk kian membuatnya terpojok.
Kepindahannya ke Paris Saint-Germain (PSG) seperti yang dirumorkan menjadi opsi terbaik. Kendati demikia dengan situasi Ziyech tersebut tak membuat penasihat PSG Luis Campos bergerak.
“Kami memiliki pemain bersama kami, kami telah melakukan segalanya. Tetapi seperti semua transfer, Anda membutuhkan ketiga pihak untuk bekerja dengan baik. Dalam hal ini bekerja sangat baik untuk Paris Saint-Germain, juga bekerja dengan baik dengan Ziyech. Sayangnya, itu tidak bekerja dengan baik untuk partai terakhir,” katanya.