Sabtu 03 Jun 2023 11:23 WIB

Adu Gengsi dan Reputasi Duo Manchester di Final Piala FA

Andaikan tersandung pada final Piala FA, City tetap berkesempatan mencetak sejarah.

Laga Manchester City vs MAnchester United.
Foto:

Pertarungan reputasi

Pertemuan pertama The Citizens dengan Red Devils dalam final turnamen sepak bola ini adalah bukan sekadar pertarungan di lapangan hijau, karena ini juga menyangkut reputasi, gengsi, dan siapa yang lebih besar di antara kedua tim satu kota ini.

Setelah era Ferguson berakhir, MU tak pernah lagi menjadi nomor satu di Liga Inggris. Lebih buruk lagi, reputasi luar lapangan mereka kini sudah disalip oleh Manchester Biru.

Tahun lalu, the Citizen dinobatkan sebagai klub paling kaya di dunia setelah membukukan pendapatan 613 juta pound (Rp11,3 triliun). MU sendiri melorot ke urutan empat dengan pendapatan 583 juta pound (Rp10,8 triliun).

Sebelumnya, MU terbiasa memuncaki daftar klub terkaya di dunia. Hanya Barcelona dan Real Madrid yang bisa menyaingi mereka.

Sukses Piala FA akan kian menyempurnakan status City sebagai klub yang semakin jauh dari bayang-bayang Setan Merah.

Keberhasilan dalam Piala FA, dan apalagi ditambah sukses Liga Champions pekan depan, bisa membuat basis penggemar City semakin banyak. Di area jumlah penggemar inilah MU masih di atas City. Setan Merah sudah pasti tak ingin reputasinya semakin dikoyak City.

Ketika City lolos ke final Piala FA, Manajer Manchester United Erik ten Hag bahkan sudah berikrar untuk mencegah City menyamai pencapaian MU dalam mencetak treble dalam era Liga Premier.

Ten Hag sendiri terbilang sukses menangani klub yang sempat terseok-seok itu. Dalam musim pertamanya saja dia berhasil mempersembahkan Piala Liga pada 26 Februari lalu.

Tak hanya itu, dia juga berhasil memasukkan kembali MU ke Liga Champions setelah semusim lalu absen akibat buruknya performa selama kompetisi liga. Kini, MU finis urutan ketiga dalam klasemen liga atau tiga peringkat lebih baik dibandingkan musim lalu ketika Ten Hag belum menjadi pelatih klub ini.

Guardiola yang pernah bekerja bareng Ten Hag di Bayern Muenchen, Jerman, mengakui keberhasilan Ten Hag dalam mengubah wajah United.

"Ketika Anda menyaksikan sebuah tim semakin bagus, apalagi dalam musim pertama melatih di Liga Inggris, maka saya memandang pelatih itu sungguh bagus," kata Guardiola seperti dikutip Sky News.

Ten Hag, menurut Guardiola, adalah orang yang merepresentasikan kadar terbaik profesi pelatih baik di dalam maupun di luar lapangan.

Salah satu cara terbaik guna melukiskan kemampuan Ten Hag dalam meningkatkan permainan timnya adalah ketika memimpin MU bangkit menaklukkan City 2-1 pada 14 Januari 2023 setelah dikalahkan City 3-6 pada 2 Oktober 2022. Seperti halnya Guardiola, Ten Hag adalah ahli taktik yang selalu belajar dari kesalahan di masa lalu.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement