Kamis 08 Jun 2023 11:12 WIB

Peduli Palestina Lewat Sepak Bola, Erick Thohir Dinilai Bawa Pesan Kemanusiaan

10 persen hasil penjualan tiket disumbangkan untuk Palestina.

Ketua Umum PSSI Erick Thohir meninjau kesiapan Stadion GBT, Surabaya pada Selasa (6/6/2023). Peninjauan dilakukan menjelang FIFA Matchday Indonesia vs Palestina pada 14 Juni 2023.
Foto: Republika/Dadang Kurnia
Ketua Umum PSSI Erick Thohir meninjau kesiapan Stadion GBT, Surabaya pada Selasa (6/6/2023). Peninjauan dilakukan menjelang FIFA Matchday Indonesia vs Palestina pada 14 Juni 2023.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Keputusan Ketua Umum PSSI Erick Thohir menyumbangkan 10 persen hasil penjualan tiket FIFA Matchday Indonesia vs Palestina untuk untuk membantu rakyat Palestina mendapat pujian dari ulama Nahdlatul Ulama (NU), yakni KH. Ahmad Fahrur Rozi atau biasa dipanggil Gus Fahrur dan Ketua PBNU Kiai Abdullah Latopada.

Menurut Gus Fahrur, pihaknya menyambut baik keputusan Ketua Umum PSSI Erick Thohir atas upaya untuk kemanusiaan dan perjuangan rakyat Palestina. Keputusan Erick Thohir ini, katanya, sejalan dengan konstitusi negara yang menolak semua bentuk penjajahan di atas dunia.

Baca Juga

“Kita menyambut positif semua upaya untuk kemanusiaan dan perjuangan kemerdekaan Palestina sesuai konstitusi negara Indonesia yang menolak semua bentuk penjajahan. Kita bersyukur pemerintah Indonesia tetap konsisten mendukung perjuangan bangsa Palestina,” kata Gus Fahrur kepada wartawan, Kamis (8/6/2023).

Gus Fahrur mengapresiasi Erick Thohir yang sudah membawa pesan kepedulian dan kemanusiaan dalam sepak bola Indonesia. Terlebih, keputusan Erick Thohir ini menjadi pelajaran bagi semua lapisan masyarakat Indonesia dan dunia bahwa sepak bola tidak semata-mata olahraga, tetapi ada nilai-nilai kemanusiaan, persatuan, sportivitas dan kedisiplinan. 

“Kita apresiasi Pak Erick thohir membawa pesan kepedulian sosial dan kemanusiaan lewat sepakbola, ini sikap terpuji dan sangat mulia. Dalam satu hal positif yang bisa dipetik dari olahraga adalah kedisiplinan, sportivitas, hingga perwujudan nilai persatuan dan kesatuan. Ketika sebuah tim olahraga bertanding, para pendukungnya tidak perlu lagi memandang suku, ras atau agama,” ucapnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement