REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Pelatih Inter Milan Simone Inzaghi memiliki reputasi mentereng ketika bertarung di ajang turnamen. Ia punya catatan memenangi tujuh partai final terakhir. Modal ini yang dibawa Inzaghi saat mendampingi timnya berlaga di final Liga Champions.
Inzaghi membawa Inter menembus partai final Liga Champions 2022/2023 melawan raksasa Liga Primer Inggris Manchester City di Stadion Olimpiade Ataturk, Istanbul, Turki, Ahad (11/6/2023). Meski City diklaim sebagai favorit untuk menjuarai trofi Si Kuping Besar berkat performa mereka di sepanjang musim. Namun Inter di bawah Inzaghi nyatanya tidak boleh dipandang sebelah mata.
Dilansir Football Italia, Jumat (9/6/2023) Inzaghi memiliki rekam jejak yang sangat mengesankan ketika bermain di turnamen sistem gugur. Selama membesut i Nerazzurri, Inzaghi telah memenangkan turnamen Coppa Italia dan Supercoppa Italia dalam dua musim berturut-turut.
Bahkan sepanjang karier kepelatihannya, Inzaghi pernah memainkan delapan final sekaligus dengan tujuh partai final berakhir dengan kemenangan. Satu-satunya kekalahan yang didapat Inzaghi ketika ia masih menangani SS Lazio melawan Juventus pada Mei 2017 di Coppa Italia, meski berhasil menuntaskan dendam saat kembali bertemu di Supercoppa Italia dengan skor 3-1.
Allenatore berusia 47 tahun secara luas dipandang lebih kuat ketika bermain di sistem gugur lantaran hanya sekali gagal lolos dari fase grup Liga Europa bersama i Biancoceleste pada musim 2019/2020. Kemudian ia membawa tim yang sama ke perempat final Liga Europa pada 2017/2018, pun babak 16 besar Liga Champions 2020/2021.
Kiprah Inzaghi terbilang lebih mengilap ketimbang Antonio Conte bersama Inter. Inzaghi hanya membutuhkan waktu dua musim mengantarkan La Beneamata ke partai final Liga Champions.