Selasa 11 Jul 2023 15:04 WIB

PSSI Disarankan Segera Bentuk Tim Pencari Fakta Kasus Pungli Wasit

Kepercayaan publik pada sepak bola Indonesia diharapkan tak kembali terkikis.

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Endro Yuwanto
 Pengamat sepak bola Indonesia, Akmal Marhali.
Foto: Istimewa
Pengamat sepak bola Indonesia, Akmal Marhali.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kompetisi Liga 1 2023/2024 baru bergulir dua pekan, tapi kabar kurang sedap berembus dari masalah perwasitan. PSSI di bawah kepemimpinan Erick Thohir memberikan perhatian khusus kepada wasit untuk memberantas mafia bola, tapi sorotan miring terhadap pengadil lapangan itu masih kentara setelah muncul dugaan adanya pungutan liar (pungli) dalam proses seleksi wasit pada 15-16 Juni 2023.

Pengamat sepak bola Indonesia, Akmal Marhali, menilai hal itu sebagai masalah besar yang harus segera diselesaikan agar kepercayaan publik terhadap sepak bola Indonesia tidak kembali terkikis. "Ketua Komite Wasit PSSI harus melakukan evaluasi segera atas buruknya kinerja wasit," kata Akmal dalam keterangan resminya, Selasa (11/7/2023).

Baca Juga

Menurut Koordinator Save Our Soccer (SOS) itu, masalah ini harus segera dituntaskan demi menjaga wibawa Ketua Umum PSSI Erick Thohir. Ia memahami seleksi wasit sejatinya dipimpin langsung dua instruktur dari Jepang, yakni Yoshimi Ogawa dan Toshiyugi Nagi hasil kerja sama dengan Japan Football Association (JFA).

Namun, Akmal mengungkapkan, untuk teknis di lapangan, peran lebih banyak diberikan kepada instruktur lokal yang dipimpin Purwanto sebagai koordinator dengan anggota Alil Rineggo, Jajat Sudrajat, Agus Haryono, Riswanda, Ayi Daud Dakhiri, Fakhrizal Kahar, dan Nurwahid.

Akmal menyebut dalam proses seleksi tersebut ada beberapa oknum yang diduga meminta uang dalam jumlah tertentu sebagai ongkos agar bisa dikatrol untuk lolos. Tes sendiri terdiri dari tiga kategori, yakni tes fisik (bobot nilai 60), tes law of the games (LOTG) (bobot nilai 20), dan tes video (bobot nilai 20).

"Sejumlah wasit mengaku diminta uang Rp 500 ribu bila ingin dibantu bisa dapat bocoran jawaban soal. Atau paket Rp 1 juta buat dibantu lolos tes fisik dan tes LOTG. Ini harus diungkap pelakunya dan diberikan hukuman berat," kata Akmal.

Dari hasil tes LOTG, ada lima wasit Liga 1 yang mendapat nilai sempurna 100 (bobot nilai 20). Sementara untuk asisten wasit Liga 1 ada tujuh yang mendapat nilai sempurna. Tes LOTG wasit Liga 2 ada tiga yang nilai sempurna dan dua asisten wasit yang dapat nilai 100.

"Ada pungli yang dibarter dengan bocoran kunci jawaban dan bantuan lolos seleksi. Bagian pengumpulan uang dilakukan oleh AP, RM, dan FF serta JN, HD, HC lalu diserahkan kepada AD dan FK. Ini fakta, bukan fitnah," ujar Akmal.

Koordinator Save our Soccer itu mengingatkan bahwa pungli ini masalah besar yang harus dituntaskan. Menurutnya, hal ini mengarah kepada sindikat mafia wasit yang selama ini menjadi isu krusial di sepak bola Indonesia. Apalagi, dia melanjutkan, belakangan Ketua Umum PSSI Erick Thohir bersama Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sudah menyatakan akan membabat habis mafia dan segala bentuk turunannya di sepak bola Indonesia.

"PSSI harus segera membentuk Tim Pencari Fakta Independen untuk mengusut tuntas kasus pungli dalam seleksi wasit karena secara mental akhirnya berpengaruh kepada kepemimpinan wasit di lapangan," kata Akmal menegaskan.

Akmal mengeklaim SOS sudah mendapatkan bukti-bukti pendukung dari kasus ini. "Bahkan sejumlah wasit siap memberikan kesaksian bila dibentuk Tim Pencari Fakta Independen. Mereka takut di black list bila menyampaikan secara terbuka," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement