Selasa 25 Jul 2023 21:44 WIB

Rekomendasi FIFA: JIS Butuh Penggantian Rumput

PSSI pun meminta bantuan pemerintah untuk menindaklanjuti titah FIFA ini.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Suasana Jakarta International Stadium (JIS) di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (4/7/2023). Pemerintah akan merenovasi JIS sesuai dengan standar FIFA agar bisa menjadi salah satu venue penyelenggaraan Piala Dunia U-17 2023. Renovasi yang meliputi akses masuk bus bagi pemain dan pejabat, rumput stadion dan berbagai aspek teknis lainnya tersebut ditargetkan rampung dalam tiga bulan.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Suasana Jakarta International Stadium (JIS) di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (4/7/2023). Pemerintah akan merenovasi JIS sesuai dengan standar FIFA agar bisa menjadi salah satu venue penyelenggaraan Piala Dunia U-17 2023. Renovasi yang meliputi akses masuk bus bagi pemain dan pejabat, rumput stadion dan berbagai aspek teknis lainnya tersebut ditargetkan rampung dalam tiga bulan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) telah menyampaikan pemberitahuan resmi tentang kondisi terkini Jakarta International Stadium (JIS). Ini berkaitan dengan rencana penggunaan JIS sebagai salah satu arena pertandingan Final Piala Dunia FIFA U-17, pada November 2023.

FIFA menekankan kebutuhan penggantian rumput JIS. Tentunya disertai dengan program pemeliharaannya sebelum dapat digunakan sebagai salah satu venue turnamen internasional di depan mata.

Baca Juga

Menyikapi situasi ini, Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir memohon dukungan pemerintah. Secara khusus, dalam hal ini kepada Menteri Pemuda dan Olahraga, Ario Bimo Nandito Ariotedjo, untuk memenuhi rekomendasi FIFA terbaru itu.

Erick mengungkapkan, PSSI telah mengusulkan JIS sebagai salah satu stadion penyelenggaraan Piala Dunia U-17 2023. Selanjutnya, JIS telah mendapatkan review dari FIFA. 

"Terkait hal tersebut, besar harapan kami, pemerintah dapat memberikan dukungan dalam hal proses perbaikan untuk kesiapan JIS," kata Erick, dalam keterangan pers, Selasa (25/7/2023).

Ia menambahkan, PSSI sebagai LOC (Local Organizing Committee) akan senantiasa bekerja berdampingan dengan Pemerintah dan JIS dalam proses pemeliharaan rumput tersebut. Itu diperlukan agar kegiatan pitch management dapat menghasilkan kualitas rumput terbaik.

Rekomendasi FIFA tersebut disampaikan melalui sebuah surat yang ditandatangani oleh FIFA Senior Pitch Manager Alan Ferguson. Dalam surat tersebut, FIFA mencatat adanya perubahan lokasi dari Stadion GBK Jakarta menjadi JIS. 

Mengacu pada hasil penilaian manajemen lapangan, FIFA mencatat bahwa saat ini, permukaan lapangan JIS menggunakan sistem tipe karpet dengan pengisi 60mm di bagian atas. Bagian itu biasanya terbuat dari bahan jenis organik.

FIFA mengemukakan kesulitan yang akan timbul jika mempertahankan sistem seperti itu. Kesulitan itu adalah efektivitas akar yang sulit mencapai bagian alas karpet karena terhalang 5 cm, antara zona akar atas dan zona akar bawah yang membuat pertumbuhan akar menjadi tidak efektif. 

Lapangan dengan jenis karpet seperti ini juga akan mempersulit proses perawatan dengan mekanisme tertentu. Hal ini telah menjadi masalah yang umum dengan beberapa karpet yang tersedia di pasaran. 

Konsep yang ingin dimiliki adalah permukaan lapangan yang dapat ditukar dengan cepat pada multifungsi stadion, dalam suatu turnamen. Namun, sistem ini tidak memiliki putaran yang konsisten dan kualitas pertandingan yang dihasilkan tidak sama.

"Pada pertandingan juga dapat menghasilkan banyak kerusakan kecil akibat dari pengakaran yang dangkal pada permukaan," demikian isi surat FIFA tersebut.

Alan mengungkapkan, di Indonesia, jenis rumputnya adalah Zoysia yang lambat untuk pulih. Faktor ini akan menghasilkan permukaan lapangan yang buruk di JIS. Dengan skenario karpet seperti ini, bisa menyebabkan kerusakan kecil yang dapat terjadi dengan cepat setelah dua atau tiga pertandingan.

"Setelah lapisan sedalam 5cm dilepas, dapat diganti dengan zona akar baru dan baru dipasang,” ujarnya. 

Alan menjelaskan, setelah dipasang, dia ingin permukaan dijahit menggunakan jarak konvensional sedalam 2cm x 18cm seperti yang sudah dilakukan FIFA di Indonesia sebelumnya.  Pengerjaan semacam itu, tulis Alan, harus dilakukan dalam jangka waktu delapan hingga 10 pekan. Hal tersebut akan memberikan stabilitas permukaan yang sesuai dan mampu bertahan dalam intensitas turnamen yang memungkinkan dua grup bermain.

Selanjutnya, menurut FIFA, pekerjaan tersebut dapat disediakan oleh konsultan lapangan yang disetujui Induk Sepak Bola dunia ini. FIFA siap mendukung proses tersebut dengan semua keahlian dan pengalaman yang mereka miliki.

"Namun, saya mengusulkan bahwa perubahan ini harus dilakukan secepat mungkin untuk mendapatkan pertumbuhan rumput yang maksimal menjelang turnamen diselenggarakan," ujar Alan.

Dalam hal pemełiharaan rutin, FIFA akan merencanakan serangkaian pelatihan manajemen lapangan untuk alih pengetahuan dari para ahli FIFA ke tim manajemen lapangan lokal serta petugas lapangan. Itu untuk memastikan pemeliharaan lapangan yang tepat dilakukan baik sebelum dan selama turnamen berlangsung. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement