Selasa 01 Aug 2023 10:26 WIB

Luke Shaw Masih Sakit Hati dengan Kesuksesan City Musim Lalu

Shawa bersumpah tak akan membiarkan City kembali berjaya.

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Manajer Manchester United Erik ten Hag (Kanan) berteriak kepada pemain Manchester United Luke Shaw (Kiri) selama pertandingan putaran ketiga Piala FA antara Manchester United dan Everton di Manchester, Inggris, (06 Januari 2023).
Foto: EPA-EFE/Peter Powell
Manajer Manchester United Erik ten Hag (Kanan) berteriak kepada pemain Manchester United Luke Shaw (Kiri) selama pertandingan putaran ketiga Piala FA antara Manchester United dan Everton di Manchester, Inggris, (06 Januari 2023).

REPUBLIKA.CO.ID, SAN DIEGO -- Bek kiri Manchester United, Luke Shaw, mengakui masih ada kekecewaan dan kemarahan dari para penggawa United terkait kesuksesan klub rival sekota United, Manchester City, pada musim lalu. United, menurut Shaw, tidak akan membiarkan kesuksesan The Citizens itu kembali terulang pada musim ini. 

Dengan keberhasilan meraih tiga gelar juara sekaligus pada musim lalu, trofi Liga Primer Inggris, titel Piala FA, dan gelar juara Liga Champions, City menjadi klub kedua asal Inggris yang mampu menyabet status treble winners

Baca Juga

The Citizens menyamai rekor milik rival sekota mereka, Manchester United. United sebenarnya memiliki kesempatan untuk menggagalkan torehan impresif The Citizens tersebut, tepatnya saat berduel di partai final Piala FA. Namun, dalam laga yang digelar di Stadion Wembley itu, United malah harus mengakui keunggulan The Citizens, 1-2. United akhirnya harus puas mengakhiri musim lalu dengan torehan titel Piala Liga Inggris. 

Itu (kesuksesan City pada musim lalu) masih terasa menyakitkan. Semua pemain, terutama saya, masih merasakan hal itu. Hal itu sangat sulit diterima. Kami tidak akan membiarkan hal itu terjadi lagi,'' kata Shaw seperti dikutip BBC Sports International, Selasa (1/8/2023). 

Bek kiri asal Inggris itu pun bertekad untuk bisa menghentikan dominasi City pada musim ini. Keberhasilan meraih titel Piala Liga Inggris pada musim lalu dianggap menjadi penanda awal kebangkitan United. Titel itu menjadi raihan trofi pertama Setan Merah sejak terakhir kali menjadi juara pada musim 2016/2017. 

''Kini sudah waktunya buat kami untuk memberikan tanda pada sesuatu dan tidak membuat segalanya begitu mudah buat mereka (City), seperti yang terlihat pada musim lalu. Sebagai pemain, kami tidak bisa lagi menerima kondisi itu,'' kata pemain berusia 28 tahun tersebut. 

Seiring kepergian David De Gea, Shaw menjadi pemain yang paling lama membela United di tim utama Setan Merah saat ini. Direkrut saat United masih ditukangi Louis van Gaal, Shaw mulai membela United sejak 2014. Selama periode tersebut, Shaw telah mempersembahkan empat trofi, yaitu satu gelar juara Liga Europa, satu trofi Piala FA, dan dua titel Piala Liga Inggris. Namun, Shaw merasa belum puas dengan koleksi torehan trofi tersebut. 

''Tentu saja, itu tidak cukup. Saya tahu itu dan klub juga tahu itu. Untuk bisa menjadi klub sukses, Anda harus bisa menjadi penantang di semua kompetisi. Kami sudah begitu dekat di dua kompetisi pada musim lalu,'' ujar Shaw. 

Sinyal kebangkitan United pun berjalan seiring dengan kehadiran Erik ten Hag, yang berhasil mempersembahkan titel Piala Liga Inggris pada musim debutnya. Pelatih asal Belanda itu dinilai mampu memiliki pendekatan yang tepat untuk bisa meningkatkan penampilan United. Ten Hag bahkan tidak segan-segan untuk melepas pemain bintang, termasuk Cristiano Ronaldo. Shaw pun mengungkapkan, tidak hanya soal taktik dan strategi permainan, kehadiran Ten Hag memberikan kultur baru di tim utama Setan Merah. 

''Sikap kami, cara kami berlatih, intensitas permainan, semuanya telah berubah. Dia (Ten Hag) selalu menuntut kami untuk bisa berada dalam kondisi maksimal setiap hari,'' tutur mantan bek kiri Southampton tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement