Rabu 23 Aug 2023 08:36 WIB

Pernyataan MU yang Terkesan 'Melindungi' Greenwood Dianggap Punya Dampak Negatif

MU seharusnya tak perlu mempertanyakan status proses hukum Greenwood.

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Endro Yuwanto
Manchester United (MU) akan melepaas Mason Greenwood mulai musim panas 2023.
Foto: EPA-EFE/PETER POWELL
Manchester United (MU) akan melepaas Mason Greenwood mulai musim panas 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Manchester United (MU) secara resmi mengakhiri kerja sama dengan gelandang serang asal Inggris, Mason Greenwood. Keputusan Mn United ini tidak terlepas dari kasus hukum yang sempat menjerat pemain berusia 21 tahun tersebut.

Manajemen Iblis Merah mengambil keputusan ini setelah melakukan investigasi selama enam bulan terhadap kasus yang menimpa Greenwood. Jebolan akademi sepak bola MU itu sempat didakwa melakukan kekerasan, percobaan pemerkosaan, dan penyerang terhadap mantan kekasihnya.

Baca Juga

Kantor Kejaksaan Kerajaan Inggris akhirnya membebaskan Greenwood dari tuduhan tersebut lantaran saksi utama tidak mau memberikan kesaksian pada Februari 2023. Kendati begitu, Man United tetap memilih untuk mengakhiri kontrak kerja sama dengan Greenwood.

Terlepas dari keputusan Man United tersebut, keterangan Direktur Eksekutif MU, Richard Arnold, terkait alasan keputusan itu justru mengundang kontroversi tersebut. Dalam keterangan resminya, Arnold menyebut, Man United tidak memiliki akses terhadap bukti-bukti lain.

''Namun, berdasarkan hasil temuan Man United, Greenwood dinilai tidak melakukan aksi yang dituduhkan kepadanya. Menyertakan kembali Greenwood di tim utama sempat menjadi pertimbangan kami. Kendati begitu, setelah melakukan perencanaan, hal itu terus berkembang,'' kata Arnold seperti dilansir BBC, Rabu (23/8/2023).

Salah satu presenter program televisi asal Inggris, Rachel Riley, melontarkan kritik keras terhadap pernyataan Arnold dan Man United tersebut. Kendati setuju dengan keputusan Man United untuk melepas Greenwood, Riley menilai, pernyataan Arnold tersebut justru memiliki dampak negatif, terutama untuk para pihak yang melakukan perundungan.

''Pernyataan berlebihan itu memberikan angin kepada para pelaku pelecehan untuk mencegah korbannya melapor. Dari pernyataan itu, pelaku bisa meyakinkan korbannya, melaporkan tindakan pelecehan menimbulkan masalah lebih besar. Sangat kecewa, klub yang saya dukung malah berkontribusi dalam kultur tersebut,'' ujar Riley seperti dikutip BBC, Rabu (23/8/2023).

Alasan dan pernyataan Arnold tersebut, lanjut Riley, justru dapat memberikan efek gaslighting dan memberikan lampu hijau kepada para pelaku pelecehan. Secara umum, gaslighting adalah sebuah tindakan manipulasi dalam suatu hubungan yang dilakukan seseorang untuk terlihat lebih berkuasa dan dapat mengendalikan orang lain.

Biasanya, pelaku akan membuat korbannya tersebut merasa tidak yakin dengan keputusan yang akan diambilnya, termasuk kemungkinan melaporkan tindakan pelecehan. Para korban gaslighting biasanya akan mengalami berbagai gangguan psikologi, mulai dari kecemasan berlebihan, depresi, hingga mental breakdown.

''Saya rasa, itu adalah gaslighting saat ada dua pernyataan yang berbeda. Grenwood sudah dibebaskan dari tuduhan, yang sebenarnya bukan poin utama. Klaimnya terkait dengan pengunduran diri saksi utama. Namun, Man United malah menyebut adanya bukti baru. Pernyataan itu juga seolah memberi lampu hijau buat para pelaku pelecehan di media sosial,'' kata Riley, yang dikenal menjadi pendukung MU tersebut.

MU, lanjut Riley, seharusnya tidak perlu mempertanyakan status Greenwood dalam proses hukum yang tengah dijalaninya. ''Pertanyaannya buat Man United bukan soal apakah Greenwood bersalah dalam hukum pidana atau perdana. Pertanyaannya adalah apakah Greenwood layak mengenakan seragam Man United, apakah dia layak menjadi sosok panutan buat anak-anak,'' jelas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement