Senin 04 Sep 2023 16:51 WIB

Ratu Tisha Semangat Lihat Pihak Swasta Berupaya Bangkitkan Sepak Bola Putri

Di kelompok U-12, tim putri diizinkan berlatih bersama tim putra.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Para pemain putri U-12, mengikuti Djarum Foundation mendirikan Supersoccer Arena.
Foto: Republika/Frederikus Bata
Para pemain putri U-12, mengikuti Djarum Foundation mendirikan Supersoccer Arena.

REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Wakil Ketua Umum PSSI Ratu Tisha Destria menyambut langkah Djarum Foundation mendirikan Supersoccer Arena. Salah satu tujuan dari pembangunan stadion tersebut yakni membantu menggerakkan ekosistem sepak bola putri, khususnya pelajar di tingkat sekolah dasar.

Menurut Tisha, itu sesuai misi PSSI. Pembenahan sepak bola, baik itu putri maupun putra, harus di area grassroot terlebih dahulu. Kebetulan di kelompok putri, masih terbatas di beberapa provinsi saja. 

Baca Juga

"Inisiatif sangat baik, datang dari Djarum Foundation dengan ada pembenahan, dimulai dari adanya sinergi dengan sekolah. Jadi grassroot levelnya mencakup area yang jauh lebih besar, dengan satu tujuan, mengenalkan sepak bola kepada putri. Membuat mereka senang bermain bola. Barulah, tugas selanjutnya untuk menjaga kelangsungan ekosistem," kata sosok kelahiran Jakarta ini di Kudus, Ahad (3/9/2023).

Ia menerangkan di kelompok U-12, tim putri diizinkan berlatih bersama tim putra. Itu bukan tanpa alasan. Keadaan demikian berpotensi menaikkan kepercayaan diri para srikandi tanah air.

"Mereka pede bermain dengan laki-laki, walaupun nanti di kelompok usia tertentu, harus berpisah. Tapi di sini ada satu inistiatif yang baik saya rasa," ujar Tisha.

Ia menjelaskan, pengembangan sepak bola, terdiri dari beberapa hal. Pertama pembenahan di grasroot level. Antara usia 6-12 tahun.

Pembenahan di kelompok putra dan putri. Perlu sinergi dengan beberapa stakeholder. Terutama dengan sekolah, diklat yang ada di satu area. 

"Jadi kita akan register dari usia yang muda. Kemudian next stepnya, kantong-kantong kita di setiap asosiasi provinsi, program yang sudah berjalan setiap tahunnya. Pertiwi U-13, Pertiwi U-15, pertiwi U-17, itu harus digalakkan lagi," ujar Tisha.

Kompetisinya diperpanjang. Anak-anak tidak hanya bermain di jangka waktu pendek. Namun perlu rutinitas.

Ratu Tisha melihat Djarum serius terlibat dalam pengembangan sepak bola putri. Para guru yang juga pelatih diberi bekal oleh pelatih bersertifikasi. Prosesnya ada latihan, jeda, bertanding. Itu menjadi sebuah kesinambungan teknis.

"Berikutnya kompetisi level atas. Untuk putri sendiri, kita harus kaji dulu. Antara berpindah ke semiprofesional atau tetap amatir. Karena status pemain ini, semuanya amatir," ujar lulusan Institut Teknologi Bandung ini.

Ratu Tisha hadir menjadi salah satu tamu dalam peresmian Supersoccer Arena. Tak hanya untuk sepak bola putri, stadion tersebut juga digunakan untuk membina olahraga panahan dan atletik usia dini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement