REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Pelatih Manchester United (MU) Erik ten Hag mengungkapkan alasan pencoretan Jadon Sancho di skuad Setan Merah kala dibekap Arsenal 1-3 pada pekan keempat Liga Primer Inggris, akhir pekan lalu. Ketidakmampuan Sancho menunjukan performa memuaskan menjadi alasan yang dikemukakan Ten Hag.
Dengan menggunakan hasil penilaian di sesi latihan, Ten Hag akhirnya memutuskan untuk tidak membawa winger asal Inggris itu dalam lawatan ke markas Arsenal.
Namun, Sancho memberikan respons keras terhadap pernyataan pelatih asal Belanda tersebut. Dalam unggahan di akun media sosialnya, Sancho membantah semua pernyataan Ten Hag tersebut. Winger berusia 23 tahun itu merasa sudah tampil maksimal. Sancho bahkan menuding ada alasan dan kepentingan lain terkait keputusan Ten Hag tersebut. Eks winger Borussia Dortmund itu merasa menjadi kambing hitam dalam isu tertentu.
Bantahan Sancho ini tentu memicu keretakan hubungan dengan Ten Hag. Tidak hanya itu, perseteruan antara Sancho dan Ten Hag ini juga dapat membuka peluang kepergian Sancho dari Old Trafford. Terlebih, Sancho terbukti kesulitan untuk bisa mengamankan satu tempat di tim inti Setan Merah di bawah kendali Ten Hag.
Polemik antara Sancho dan Ten Hag ini seolah mengingatkan kembali omongan pelatih Manchester City Pep Guardiola perihal eks winger Borussia Dortmund tersebut. Sebelum hijrah ke Borussia Dortmund pada 2017 dan dipercaya tampil di utama pada 2019, Sancho menjadi bagian dari tim junior Manchester City.
Sancho memilih meninggalkan City lantaran merasa tidak kunjung mendapatkan kesempatan promosi ke tim utama. Kondisi berbeda justru dialami rekan setim Sancho di tim junior City, Phil Foden, yang mampu mendapatkan kepercayaan dari Guardiola untuk dipromosikan.
Guardiola pun mengungkapkan, Sancho sebenarnya tidak mau mengambil kesempatan dan menjawab tantangan dalam persaingan merebut posisi di tim utama City. Hal itu, ujar pelatih yang mulai menangani City sejak 2016 itu, menjadi alasan utama kepergian Sancho ke Borrusia Dortmund.
''Saya tidak tahu. Dia hanya tidak mau menjawab tantangan (untuk bisa dipromosikan ke tim utama). Dia tidak mau mengambil kesempatan itu dan berusaha mengetahui apakah dia bisa bersaing. Dia akhirnya memutuskan untuk hengkang,'' kata Guardiola seperti dikutip Manchester Evening News, Selasa (5/9/2023).
Pernyataan itu diungkapkan Guardiola pada 2019 silam. Kala itu, Sancho memang tengah bersinar bersama Dortmund. Pada akhir musim 2019/2020, Sancho sukses mencetak 20 gol dari 44 penampilan di semua ajang. Pelatih asal Spanyol itu tidak mau berandai-andai soal kontribusi yang bisa diberikan Sancho apabila City tetap mempertahankannya pada 2017 silam.
''Dia tampil begitu luar biasa pada musim ini. Saya tidak tahu, apa yang akan terjadi apabila dia tetap berada di sini. Namun, sekali lagi, semua tergantung pada pemain tersebut dan bagaimana penampilan mereka di atas lapangan,'' tutur mantan pelatih Barcelona tersebut.
Performa Sancho pada musim 2019/2020 memang menjadi pangkal ketertarikan United untuk mendatangkan Sancho. Sempat gagal membujuk Dortmund melepas Sancho pada musim berikutnya, United akhirnya sukses mendatangkan Sancho pada awal musim 2021/2022 dengan banderol transfer dikabarkan mencapai 73 juta poundsterling. Sejak saat itu, Sancho tercatat baru menyumbang 12 gol dan enam assist dari 82 penampilan di semua ajang buat Setan Merah.