REPUBLIKA.CO.ID, MERSEYSIDE -- Cedera hamstring yang menimpa Trent Alenxander-Arnold bisa menjadi tamparan keras pun dilema untuk pelatih Jurgen Klopp dan Liverpool.
Alexander-Arnold telah mengemban tugas yang berbeda dalam skema formasi the Anfield Gank musim ini. Hasilnya, Liverpool mendapatkan yang terbaik dari performa sang pemain.
Alhasil, formasi baru menjadi sistem andalan the Reds sepanjang pramusim dan bertahan dalam empat pertandingan pertama mereka musim ini, pasukan Klopp kini tidak terkalahkan dari 15 pertandingan terakhir mereka, rekor terpanjang di ajang Liga Primer Inggris.
Memang cedera yang dialami sang gelandang, serta tertundanya penandatanganan pemain bernomor punggung enam untuk menggantikan Fabinho, telah mendorong Klopp untuk mengubah susunan pemain.
Dalam kemenangan kandang 3-1 atas AFC Bournemouth, pergerakan Alexander-Arnold ke tengah jauh lebih terbatas dengan sang bek membagi tugas antara menyerang di sisi kanan.
Sedangkan dalam kemenangan 3-0 atas Aston Villa akhir pekan kemarin, Liverpool menerapkan peran hybrid, Alexander-Arnold justru beralih ke peran bek tengah, dengan Joel Matip bergerak ke kanan, untuk membantu memulai serangan tim dari dalam.
The Reds memang telah mendatangkan Ryan Gravenberch dari Bayern Muenchen di hari batas akhir jendela transfer musim panas.
Namun dari kuartet itu, Liverpool kekurangan gelandang bertahan awal yang jelas. Meski itu adalah posisi alami Wataru Endo, hanya saja pemain 30 tahun itu perlu waktu untuk beradaptasi dengan kultur permainan Liverpool pun Liga Primer.
Sistem baru hybrid the Reds masih dalam proses, dengan dampak positif dan negatif dalam penerapannya, banyak yang menilai hal itu akan sukses.
Akan tetapi dilansir Liverpool Echo, Rabu (6/9/2023) kehilangan Alexander-Arnold karena cedera hamstring jelas menjadi pukulan bagi Jurgen Klopp.
Gravenberch atau pun Endo bisa jadi solusi dan Klopp jelas harus memutar otak lebih keras untuk menerapkan strategi ideal selama ditinggal absen Alexander-Arnold.