REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Pembalap Repsol Honda Marc Marquez mengaku sudah mengubah mentalitas, pendekatan, dan gaya membalapnya pada paruh kedua MotoGP musim ini. Pembalap asal Spanyol itu tidak mau lagi mengambil risiko terlalu besar untuk bisa finis di urutan terdepan sesi balapan.
Dengan menggunakan analogi hewan buas, pengoleksi enam gelar juara dunia kelas utama MotoGP itu menyebut, sisi keganasan dalam dirinya saat berada di atas trek sudah dijinakkan oleh serangkaian kecelakaan yang berujung cedera fatal, setidaknya dalam tiga musim terakhir.
"Binatang buas dalam diri saya sudah ditahan oleh berbagai pukulan lewat kecelakaan. Bagaimana Anda bisa menjinakkan binatang buas? Salah satunya adalah dengan pukulan. Tulang demi tulang (cedera patah tulang), kemudian tulang rusuk. Anda akhirnya harus memperhatikan apa yang sebenarnya terjadi,'' ujar Marquez kepada DAZN, seperti dilansir GPOne, Kamis (7/9/2023).
Sejak menderita cedera patah tulang tangan kanan akibat terjatuh di seri pembuka musim 2020, Marquez memang tidak pernah sama lagi. Cedera itu akhirnya memaksa pembalap berusia 30 tahun itu absen di sepanjang musim 2020. Mulai pulih dan tampil di musim 2021, Marquez gagal bersaing di papan atas klasemen pembalap.
Marquez terpaksa absen di dua seri terakhir demi bisa fokus memulihkan kondisi akibat cedera. Pada awal musim 2022, Marquez mengalami kecelakaan fatal di GP Indonesia. Meski tidak mengalami cedera, Marquez juga didiagnosis mengalami gangguan penglihatan.
Pebalap Spanyol itu kembali naik ke meja operasi guna mengatasi cedera tulang tangan kanan di tujuh seri pada sepanjang musim 2022. Pada musim ini, Marquez sebenarnya mencatatkan hasil positif di sesi uji coba. Namun, Marquez malah mengawali musim ini dengan terjatuh di seri pembuka.
Pengoleksi satu gelar juara dunia kelas Moto3 dan Moto2 itu mengalami cedera patah tulang rusuk dan absen di tiga seri berikutnya. Marquez bahkan baru bisa menyelesaikan satu sesi balapan saat musim ini telah menyelesaikan paruh pertama, tepatnya kala finis di peringkat ke-12 di GP Austria.
Belajar dari berbagai kesalahan pada masa lalu, Marquez kini tidak mau lagi mengambil resiko berlebihan kala berada di atas trek. Marquez bisa akhirnya terapksa menerima finish di peringkat kesepuluh, tapi mampu menyelesaikan lomba tanpa mengalami insiden terjatuh ataupun kecelakaan.
Kendati begitu, perubahan mentalitas, pendekatan, dan gaya balapan ini menjadi salah satu upaya Marquez untuk bisa mengembalikan kepercayaan diri dan usaha untuk bisa menemukan performa terbaik. Pun dengan ambisi Marquez untuk bisa kembali bersaing di jajaran pembalap papan atas di kelas para raja.
''Saya biasanya terjatuh saat berada di peringkat ketiga, keempat, atau kelima. Saya terlalu banyak mengambil resiko. Anda bisa finis di peringkat kesepuluh dan tidak terjatuh. Orang mungkin akan berkata, itu bukan mentalitas saya. Namun, itulah yang saat ini terjadi, karena Anda tidak bisa mulai membangun rumah dari bagian atap,'' kata Marquez.