REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Belum pernah terjadi sebelumnya di era Premier League, Manchester United menelan tiga kekalahan dari lima pertandingan pertama di awal musim. Kalah 1-3 dari Brighton pada hari Sabtu (16/9/2023), tim asuhan Erik ten Hag mencatatkan namanya ke dalam buku sejarah klub, tapi ini merupakan catatan negatif.
Tidak mengherankan jika sang manajer United ditanyai setelahnya apakah kekalahan ini merupakan sebuah krisis. "Tidak," demikian jawabannya. "Tapi kami harus sangat kecewa dan kami harus sangat kesal dengan diri kami sendiri. Karena di United, tuntutannya adalah Anda harus memenangkan pertandingan."
Para pendukung United jelas terlihat kesal. Pertama mereka mencemooh saat penyerang Rasmus Hojlund, digantikan oleh pemain pengganti, Anthony Martial, di babak kedua. Dan ada lebih banyak cemoohan setelah peluit akhir ditiup pada kekalahan terakhir.
Gol-gol dari Danny Welbeck, Pascal Gross, dan Joao Pedro memastikan kemenangan keempat beruntun Brighton atas United di liga, dengan Hannibal Mejbri mencetak gol hiburan bagi tim tuan rumah.
Hasil tersebut membuat United berada di peringkat 13 klasemen dengan enam poin, sementara Brighton naik ke peringkat empat, hanya tiga poin di belakang pemuncak klasemen Manchester City.
United dapat turun lebih jauh di papan klasemen jika Chelsea mengalahkan Bournemouth di hari ini dan musim yang telah dimulai dengan harapan untuk meraih gelar juara terancam hancur.
Ten Hag telah membawa klub kembali ke Liga Champions pada tahun pertamanya sebagai pelatih dan juga memenangkan Piala Liga. Namun masalah di luar lapangan yang melibatkan Mason Greenwood, Jadon Sancho dan Antony telah membayangi klub, sementara penampilan di lapangan juga mengecewakan.
Penampilan tersebut berlanjut saat menghadapi Brighton yang melihat peluang-peluang dari Kaoru Mitoma, Evan Ferguson dan Ansu Fati digagalkan oleh kiper Andre Onana.
"Kami tidak bisa menyalahkan siapa pun, kami harus melakukan yang lebih baik dan lebih bertekad, lebih tangguh " ujarnya.