Senin 18 Sep 2023 18:26 WIB

Para Legenda Bulu Tangkis Indonesia Berjaya di Kejuaraan Dunia Senior 2023

Para legenda Indonesia meraih 3,5 medali emas, 1,5 perak, dan 2 perunggu.

Rep: Fitriyanto/ Red: Endro Yuwanto
Legenda bulu tangkis Indonesia, Hariyanto Arbi.
Foto: www.id.wikipedia.org
Legenda bulu tangkis Indonesia, Hariyanto Arbi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia meraih catatan bagus pada ajang Kejuaraan Dunia Senior BWF 2023. Para legenda Indonesia tersebut meraih 3,5 emas, 1,5 perak, dan 2 perunggu pada ajang yang berlangsung di dua lokasi yakni Hwasan Indoor Stadium dan Jeonju Indoor Badminton Hall, Korea Selatan.

Emas Indonesia dipersembahkan oleh ganda putra Alvent Yulianto/Fran Kurniawan yang berlaga pada nomor 35 tahun plus. Lalu Tri Kusharjanto yang bermain pada sektor ganda putra kategori 45 tahun plus. Trikus, panggilannya, berpasangan dengan legenda Indonesia yang saat ini sudah menjadi warga negara Amerika Serikat, Tony Gunawan.

Baca Juga

Emas Indonesia lainnya dipersembahkan oleh Hariyanto Arbi/Marleve Mainaky yang berkiprah pada ganda putra 50 tahun plus. Marleve sendiri meraih dua emas dengan keberhasilannya menjadi juara pada tunggal putra kategori 50 tahun plus.

"Kami berangkat ke Korea dengan biaya sendiri. Tetapi kami sangat senang ikut kejuaraan dunia senior ini. Sebab turnamen ini juga bisa menjadi ajang reuni bagi para pemain," kata Hariyanto Arbi, Senin (18/9/2023).

Hariyanto yang semasa aktif pernah menjadi juara dunia 1997 tersebut mengatakan, pada awalnya ia tidak menyangka bisa menjadi juara. Sebab, sebelum berangkat ke Korea, dia mengalami kendala berupa sakit pada lutut kirinya.

Kesakitan itu semakin menjadi-jadi saat Hariyanto/Marleve menghadapi ganda Taiwan Huang Chuan-chen/Wu Chang-jun pada perempat final. Saat itu, setelah pertandingan, Hariyanto juga mengalami rasa nyeri pada lutut kanannya. Bahkan ia mengaku lututnya tidak bisa ditekuk karena bengkak.

Tetapi Hariyanto mengaku tidak menyerah dan terus melaju. Pada akhirnya, di final, Hariyanto/Marleve mengandaskan ganda Thailand Chatchai Boonmee/Wittaya Panomchai dalam straight game 21-19 dan 21-16.

"Sebenarnya mau menyerah, tetapi saya coba dulu. Kalau dilihat dari lawan-lawannya sih, harusnya bisa," kata Hariyanto. "Persiapan fisik sebenarnya tidak maksimal karena karena sakit ini. Untunglah partnernya sudah tahu kondisi saya dan bagaimana cara main saya. Kami sempat main dua kali dan sudah dikomunikasikan bagaimana strategi bermainnya."

Bagi Hariyanto, ini adalah emas ketiganya pada Kejuaraan Dunia Senior BWF. Sebelumnya ia meraih emas pada edisi 2013 di Ankara, Turki (ganda putra 35 tahun plus) dan edisi 2015 di Helsingborg, Swedia (ganda putra 40 tahun plus). Ketika itu, Hariyanto berpasangan dengan Tri Kusharjanto.

Sementara itu, Marleve mengaku bersyukur bisa meraih dua emas di Kejuaraan Dunia Senior BWF 2023. Bagi anggota skuad Indonesia yang menjadi juara Piala Thomas 1998, 2000, dan 2002, tersebut dua emas ini sudah sesuai dengan targetnya.

"Usia hanyalah angka, selama masih diberi kesehatan, kekuatan, semangat, dan kesempatan, lalu ada yang support dan sponsor, kita harus berkarya terus buat Indonesia. Saya bersyukur sudah bisa memenuhi target," kata Marleve.

Marleve mengatakan bahwa kondisi fisiknya cukup terjaga jelang Kejuaraan Dunia Senior 2023. Sebab, sebulan sebelum keberangkatan, dia banyak melakukan stretching. "Ini sangat penting untuk usia senior," jelasnya.

Selain emas, Indonesia meraih 1,5 perak dari Oetomo Maslim (tunggal putra 65+) dan Simbarsono Sutanto yang berpasangan dengan Uun Santosa asal Belanda (ganda putra 60+).

Perunggu didulang oleh Joko Suprianto (tunggal putra 55+) dan Bobby Ertanto/Effendy Widjaja (ganda putra 60+).

Korea Selatan baru kali pertama menjadi tuan rumah Kejuaraan Dunia Senior BWF. Ajang ini sangat meriah karena diikuti oleh 1.185 pemain yang berasal dari 44 negara. Mereka bermain pada 9 kategori usia mulai 35+ sampai 75+.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement