Kamis 21 Sep 2023 19:33 WIB

Mental Tempe Para Pemain MU Dianggap Jadi Masalah Terbesar

Erik ten Hag diminta membenahi mental pemain MU.

Rep: Reja Irfa WIdodo/ Red: Israr Itah
Reaksi para pemain Manchester United selepas kekalahan dari Bayern Munchen.
Foto: EPA-EFE/Anna Szilagyi
Reaksi para pemain Manchester United selepas kekalahan dari Bayern Munchen.

REPUBLIKA.CO.ID, MUNCHEN -- Manchester United (MU) belum mampu menunjukan sinyal kebangkitan. Kekalahan 3-4 dari Bayern Munchen pada laga pembuka penyisihan Grup A Liga Champions, Kamis (21/9/2023) memperpanjang derita peringkat ketiga Liga Primer Inggris musim lalu tersebut.

Blunder penjaga gawang Andre Onana yang berujung gol Leroy Sane pada menit ke-28 menjadi awal kekalahan Setan Merah di laga tersebut. Serge Gnabry menambah keunggulan tuan rumah dalam laga di Stadion Allianz Arena tersebut. Sempat membalas via gol Rasmus Hojlund, United kembali kebobolan pada menit ke-54.

Baca Juga

Gol penalti Harry Kane kembali membawa Muenchen unggul dua gol. Gol Casemiro pada menit ke-88 sedikit memberikan asa buat United. Namun, gol itu direspon begitu cepat oleh Muenchen lewat gol dari Mathys Tel. Gol kedua Casemiro di laga ini, tepatnya pada menit ke-94, hanya menjadi gol penghibur buat tim tamu.

Kekalahan ini mengantarkan MU menorehkan catatan minor. Untuk pertama kalinya sejak April 2019, United menelan tiga kekalahan beruntun di semua ajang. Kekalahan dari Die Bayern melengkapi kegagalan Setan Merah bersaing dengan Arsenal dan Brighton and Hove Albion di dua laga sebelumnya.

Tidak berhenti sampai di situ, MU juga menjadi klub asal Inggris dengan jumlah kebobolan terbanyak pada awal musim ini. Baru tampil di enam laga di semua ajang, tim besutan Erik ten Hag itu sudah kebobolan total 14 gol. MU bisa dibilang sudah mulai memasuki fase krisis.

Kritik keras pun dilontarkan mantan penjaga gawang sekaligus salah satu legenda hidup Manchester United, Peter Schmeichel. Pilihan utama di bawah mistar gawang United pada 1991 hingga 1999 itu menyebut, keterpurukan pada awal musim ini berakar dari lemahnya mentalitas para penggawa Setan Merah.

Schmeichel mendasarkan anggapan ini pada performa yang ditunjukan para penggawa United di laga kontra Muenchen. Setan Merah terlihat sudah menyerah saat telah tertinggal satu gol pada awal laga. Alhasil, memperbaiki mentalitas para penggawa Setan Merah menjadi salah satu langkah terpenting yang harus diambil Ten Hag untuk meningkatkan performa United.

''Ten Hag memiliki begitu banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan dengan tim ini. Tim ini memiliki pemain berkualitas, tidak diragukan lagi, tapi dia harus bisa meningkatkan mentalitas tim. Mental mereka harus lebih kuat. Anda tidak bisa, setelah tertinggal satu gol, merasa pertandingan sudah selesai. Hal itu tidak bisa diterima, terutama di klub seperti United,'' kata Schmeichel seperti dilansir Daily Mail, Selasa (21/9/2023).

Schmeichel memang layak berbicara soal kekuatan mental tersebut. Mantan penjaga gawang asal Denmark itu menjadi salah satu penggawa United kala menorehkan kemenangan dramatis atas Muenchen di partai final Liga Champions musim 1998/1999. 

Tertinggal satu gol pada awal pertandingan, United mencetak dua gol balasan pada masa injury time. MU pun berhak merengkuh gelar Liga Champions musim 1998/1999 sekaligus menjadi tim asal Inggris pertama yang mampu meraih tiga gelar sekaligus dalam satu musim kompetisi. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement